Diakuinya, Negara tetangga Indonesia lebih efisien. Sekali memilih anggota DPRD, mereka juga yang menentukan gubernur atau bupati. Tidak perlu ada Pilkada langsung yang menguras anggaran.
Ia menegaskan bahwa model ini dapat mengurangi pemborosan dan mengarahkan anggaran negara untuk kebutuhan prioritas lainnya, seperti meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat.
Ajakan untuk Berkolaborasi
Dalam pidatonya, Prabowo juga mengajak seluruh tokoh politik yang hadir, termasuk Ketua DPR RI Puan Maharani dan sejumlah ketua umum partai lainnya, untuk bersama-sama memikirkan solusi terbaik. Ia menyarankan agar wacana ini dibahas lebih serius demi kemaslahatan bangsa.
Ditegaskannya, anggaran yang dikeluarkan untuk Pilkada ini mencapai puluhan triliun rupiah. Uang itu sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk membangun sekolah, memperbaiki irigasi, atau meningkatkan kesejahteraan anak-anak bangsa indonesia. Bahkan dirinya bertanya apakah semua pihak tidak mampu memutuskan malam ini bahwa sistem ini perlu diperbaiki.
Wacana yang Menantang
Meski idenya terkesan kontroversial, Prabowo percaya bahwa diskusi tentang perubahan sistem Pilkada harus dimulai. Menurutnya, reformasi dalam sistem demokrasi akan menjadi langkah strategis untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang lebih efisien dan pro-rakyat.
Usulan ini menambah dinamika politik Indonesia yang terus berkembang. Perlu ada kajian mendalam dan konsensus dari berbagai pihak untuk memastikan bahwa reformasi yang diusulkan benar-benar memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.(*)