Survei Bank Indonesia: Pengeluaran Masyarakat Naik Tabungan Mulai Menipis

Kamis 17 Apr 2025 - 20:39 WIB
Reporter : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co - Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) pada Maret 2025 menunjukkan adanya peningkatan proporsi konsumsi rumah tangga terhadap pendapatan, khususnya pada kelompok pengeluaran Rp1 juta-Rp2 juta dan di atas Rp5 juta. Sementara itu, di sisi lain, tabungan rumah tangga mengalami penurunan di hampir seluruh kelompok pengeluaran.

Dalam survei tersebut, proporsi konsumsi terhadap pendapatan tercatat sebesar 79,0 persen pada kelompok pengeluaran Rp1 juta-Rp2 juta, serta 70,8 persen pada kelompok dengan pengeluaran di atas Rp5 juta. Kenaikan ini menggambarkan adanya tekanan konsumsi yang lebih besar, terutama pada segmen masyarakat dengan pendapatan rendah dan tinggi, dibandingkan bulan sebelumnya.

Secara keseluruhan, rasio pengeluaran terhadap pendapatan (average propensity to consume) secara nasional juga mengalami peningkatan, dari 74,7 persen pada Februari menjadi 75,3 persen pada Maret 2025. Sebaliknya, rasio tabungan terhadap pendapatan (saving to income ratio) mengalami penurunan dari 14,7 persen pada Februari menjadi 13,8 persen di Maret 2025. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun konsumsi meningkat, sebagian besar rumah tangga cenderung menurunkan proporsi pendapatan yang mereka alokasikan untuk menabung.

Selain itu, rasio utang terhadap pendapatan (debt to income ratio) juga mengalami sedikit peningkatan, dari 10,6 persen menjadi 10,8 persen. Kenaikan ini dapat menunjukkan adanya kecenderungan rumah tangga untuk mengandalkan utang dalam memenuhi kebutuhan konsumsi mereka. BI menyebutkan bahwa peningkatan konsumsi ini mungkin mencerminkan pemulihan daya beli masyarakat atau adanya kebutuhan mendesak, namun penurunan tabungan perlu diwaspadai karena dapat berisiko mengurangi ketahanan keuangan rumah tangga di masa depan.

Menariknya, kelompok pengeluaran Rp2,1 juta-Rp3 juta justru menunjukkan peningkatan proporsi tabungan, yang mengindikasikan bahwa kelompok menengah lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan mereka, meskipun konsumsi meningkat. Hal ini menunjukkan kecenderungan untuk menjaga kapasitas menabung di tengah tekanan ekonomi yang ada.

Meskipun terdapat penurunan pada beberapa indikator, tingkat optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap berada di zona positif. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat sebesar 121,1, meskipun sedikit menurun dibandingkan Februari yang mencapai 126,4. IKK ini mengukur persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan masa depan. Adapun Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) tercatat sebesar 110,6, sementara Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) berada pada angka 131,7. Kedua indeks ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan, keyakinan konsumen masih terjaga di atas ambang batas optimisme.

Survei ini juga mengungkapkan bahwa tingkat optimisme tertinggi tercatat pada kelompok responden dengan pengeluaran lebih dari Rp5 juta (127,9), diikuti oleh kelompok pengeluaran Rp4,1 juta-Rp5 juta (123,0) dan Rp3,1 juta-Rp4 juta (120,6). Dari sisi usia, optimisme tertinggi terlihat pada kelompok usia 20-30 tahun dengan angka 126,3. Survei ini melibatkan sekitar 4.600 rumah tangga yang tersebar di 18 kota besar di Indonesia dan menggunakan metode stratified random sampling.

Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa tekanan pada konsumsi dan penurunan proporsi tabungan, optimisme konsumen tetap terjaga, mencerminkan keyakinan masyarakat terhadap pemulihan ekonomi Indonesia yang masih berlangsung.(*/edi)

Kategori :