RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Sebanyak lima petani di Kecamatan Pino Raya, Bengkulu Selatan, Bengkulu, diduga menjadi korban penembakan oleh oknum keamanan sebuah perusahaan sawit pada Senin (24/11). Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan terkait insiden tersebut.
Para korban mengalami luka tembak di beberapa bagian tubuh, yakni Buyung (dada), Linsurman (dengkul), Edi Hermanto (paha), Santo (rusuk bawah ketiak), dan Suhardin (betis). Seluruh korban telah dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Direktur Walhi Bengkulu, Dody Faisal, mendesak Polda Bengkulu mengusut tuntas kejadian itu, termasuk menelusuri kepemilikan senjata api yang digunakan oleh pihak keamanan perusahaan sawit. Ia juga meminta jaminan keamanan bagi seluruh korban dan keluarga mereka.
Menurut Dody, insiden berawal ketika para petani tiga kali mendapati perusahaan sawit menggunakan bulldozer untuk merusak tanaman mereka sekitar pukul 10.00 WIB. Ketegangan memuncak pada pukul 10.45 WIB ketika pihak perusahaan menolak pergi dari lokasi, memicu keributan.
Di tengah situasi panas, seorang anggota keamanan perusahaan diduga menembak seorang petani bernama Buyung. Usai tembakan pertama, oknum tersebut berlari sambil menembakkan peluru secara membabi buta ke arah belakang hingga mengenai empat petani lainnya. Pelaku yang disebut bernama Ricky kemudian berhasil ditangkap warga.
Dody meminta Komnas HAM, Komnas Perempuan, Ombudsman RI, dan LPSK untuk turut melakukan investigasi dan memberikan perlindungan menyeluruh kepada korban serta petani Pino Raya. Ia juga mendesak Kementerian ATR/BPN RI segera menyelesaikan konflik agraria dan mencabut izin perusahaan sawit yang diduga terlibat.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Bengkulu Selatan Iptu Akhyar Anugerah menyampaikan bahwa pihaknya langsung turun ke lokasi setelah menerima laporan. Ia memastikan tidak ada personel kepolisian yang ditugaskan melakukan pengamanan di lokasi kejadian.
“Kami masih mengumpulkan informasi dan bukti. Benar ada laporan warga tertembak,” ujarnya.(*)