Mitos atau Fakta, Daging Kelelawar Sebagai Obat Asma?

Kelelawar. Foto Freepik--

Radarlambar.bacakoran.co - Daging kelelawar sering kali menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai mitos kesehatan. Beberapa orang percaya bahwa mengonsumsi daging kelelawar bisa menjadi obat asma, namun apakah klaim ini benar atau hanya mitos belaka? Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai pandangan tentang hal ini berdasarkan informasi yang dapatdipertanggungjawabkan.

Seperti diketahui, bahwa asma merupakan salah satu penyakit pernapasan kronis ditandai dengan adanya peradangan pada saluran pernapasan serta kesulitan bernapas. Banyak yang mencari pengobatan alternatif untuk asma, dan salah satu yang populer di beberapa daerah adalah penggunaan daging kelelawar.

Namun, klaim bahwa daging kelelawar bisa menyembuhkan asma tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Penelitian medis yang valid tidak pernah menunjukkan hubungan langsung antara konsumsi daging kelelawar dan perbaikan kondisi asma.

Dalam budaya tradisional beberapa negara, seperti di sebagian wilayah Asia, kelelawar memang dikenal sebagai bahan dalam pengobatan tradisional. Daging kelelawar, bersama dengan berbagai bagian tubuh lainnya, kadang digunakan dalam ramuan yang dipercaya dapat meningkatkan kesehatan atau menyembuhkan penyakit. Namun, pengobatan tradisional ini sering kali belum diuji dengan metode ilmiah yang dapat membuktikan efektivitasnya secara objektif.

Sementara itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi daging kelelawar berisiko karena kelelawar dapat menjadi pembawa penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Misalnya, kelelawar diketahui dapat menjadi vektor bagi virus corona dan rabies. Karena itu, mengonsumsi daging kelelawar bisa menimbulkan risiko kesehatan yang jauh lebih besar dibandingkan manfaat yang belum terbukti.

Berdasarkan bukti ilmiah yang ada, daging kelelawar tidak dapat dibuktikan secara medis sebagai obat asma. Pengobatan asma yang aman dan efektif tetap bergantung pada penggunaan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter, seperti inhaler bronkodilator dan kortikosteroid. Oleh karena itu, meskipun ada mitos yang beredar mengenai manfaat daging kelelawar untuk asma, penting untuk mengandalkan pengobatan medis yang sudah terbukti efektivitasnya daripada mengikuti klaim yang belum terbukti.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan