Saham BUMI dan BRMS Melejit, Investor Berharap Kinerja Keuangan Positif di Kuartal III 2024
Saham BUMI dan BRMS Melejit. Foto Dok/Net--
Radarlambar.bacakoran.co - Pada perdagangan hari Jumat, 29 November 2024, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan anak usahanya di sektor tambang emas, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), mengalami lonjakan signifikan. Kenaikan harga saham kedua perusahaan ini diperkirakan terkait dengan ekspektasi pasar terhadap laporan keuangan kuartal III-2024 yang akan segera dirilis.
Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa pada pukul 14.30 WIB, saham BUMI naik sebesar 6,67% menjadi Rp144 per saham dengan volume transaksi mencapai Rp208,73 miliar. Saham BUMI berusaha memutus tren penurunan jangka pendek yang sebelumnya terjadi, meskipun secara keseluruhan saham ini telah mencatatkan kenaikan 52,63% sejak awal tahun 2024.
Di sisi lain, saham BRMS juga mengalami kenaikan 5,05% menjadi Rp416 per saham, dengan total transaksi mencapai Rp175,65 miliar. Saham BRMS tampaknya ingin mengakhiri koreksi yang terjadi sejak pertengahan November lalu.
Menurut informasi terbaru, BRMS diperkirakan akan merilis laporan keuangan yang diaudit untuk kuartal III-2024 sebelum akhir November 2024. Laporan tersebut diperkirakan mencatatkan pertumbuhan signifikan baik secara kuartalan (QoQ) maupun tahunan (YoY), didorong oleh peningkatan produksi emas dan harga jual yang lebih tinggi.
BRMS juga akan mengumumkan data cadangan mineral JORC yang berasal dari tambang emas Poboya, Palu di minggu kedua pada Desember 2024. Data ini akan mencakup informasi tentang cadangan emas bawah tanah yang lebih besar, yang memberikan gambaran tentang potensi pertumbuhan produksi yang lebih menjanjikan di masa depan.
Berdasarkan riset dari Mirae Asset Sekuritas per 28 November 2024, BRMS telah mengelola lima aset mineral utama dengan cadangan emas sekitar 134 ton, serta sumber daya sebesar 384 ton. Produksi emas BRMS kini didukung oleh dua pabrik di Sulawesi Tengah dan Selatan yang memiliki kapasitas gabungan 4.500 ton per hari. Rencana untuk mengoperasikan pabrik ketiga dengan kapasitas 4.000 ton per hari pada akhir tahun ini diperkirakan akan meningkatkan total produksi emas perusahaan menjadi sekitar 2,5 ton atau 80 ribu ons pada 2025.
Kinerja BRMS pada semester pertama 2024 menunjukkan hasil yang impresif, dengan pendapatan melonjak 287% menjadi USD61 juta dan produksi emas yang tumbuh 251% YoY menjadi 26,7 ribu ons. Laba bersih juga tercatat naik 61% menjadi USD9 juta. Hingga kuartal III-2024, produksi emas telah mencapai 45,4 ribu ons, melebihi capaian sepanjang tahun 2023.
Dengan adanya harga jual yang lebih tinggi dan tren pasar yang positif, BRMS diperkirakan akan mencatatkan kinerja keuangan yang lebih baik pada kuartal III-2024. Meskipun valuasi price-to-earnings (P/E) saham BRMS saat ini terbilang tinggi, yakni 203 kali, Mirae Asset tetap memproyeksikan pertumbuhan signifikan di masa depan.
Penyelesaian pabrik ketiga dan pemanfaatan cadangan emas yang besar diprediksi akan menjadi pendorong utama bagi BRMS, menjadikannya salah satu pilihan investasi emas utama di Indonesia.(*)