Waspadai Jebakan Psikologis dalam Investasi Saham

Jebakan psikologis yang sering dialami investor saham serta cara menghindarinya. Foto Shutterstock --

Radarlambar.bacakoran.co- Investasi saham kerap dianggap sebagai salah satu cara yang efektif untuk meraih kebebasan finansial. Namun, bagi banyak investor, perjalanan menuju tujuan tersebut tidak selalu berjalan mulus.

Salah satu kendala utama yang sering dihadapi adalah jebakan psikologis yang bisa mengganggu pengambilan keputusan investasi.

SEVP Retail Markets & Technology BNI Sekuritas, Teddy Wishadi, mengungkapkan bahwa bias psikologis, seperti overconfidence (kepercayaan diri berlebihan) dan herd behavior (perilaku mengikuti kerumunan), seringkali menjadi penghalang bagi investor dalam mencapai tujuan keuangannya.

Teddy menyebut, bahwa memahami bias ini sangat penting untuk menjaga rasionalitas dalam berinvestasi dan meminimalkan risiko yang bisa timbul. 

Berikut adalah beberapa jebakan psikologis yang sering dialami oleh investor saham, serta cara untuk menghindarinya:

1. Overconfidence: Kepercayaan Diri yang Berlebihan  

Keberhasilan dalam beberapa transaksi saham sering kali memicu rasa percaya diri yang berlebihan, membuat investor cenderung mengabaikan analisis yang diperlukan.

Ia menilai meskipun sudah sukses, evaluasi dan riset tetap penting sebelum membuat keputusan investasi. Menjaga objektivitas dan memeriksa ulang strategi adalah langkah penting untuk menghindari jebakan ini.

2. Anchoring: Terlalu Fokus pada Harga Pembelian  

Seringkali, investor terjebak pada harga beli awal saham dan enggan menjualnya meskipun harga terus turun. Mereka berharap harga akan kembali naik. Dia berpesan agar fokuslah pada nilai saham saat ini dan lakukan analisis terbaru untuk menentukan langkah selanjutnya. Jangan biarkan harga beli awal memengaruhi keputusan.

3. Confirmation Bias: Hanya Mencari yang Sesuai Keyakinan  

Investasi seringkali melibatkan keputusan yang dipengaruhi oleh emosi, salah satunya adalah mencari informasi yang mendukung keyakinan pribadi dan mengabaikan fakta lainnya. Dia berpesan agar selalu buka diri terhadap perspektif lain. Diskusikan keputusan investasi Anda dengan ahli atau penasihat keuangan untuk mendapatkan pandangan yang lebih objektif.

4. Herd Behavior: Mengikuti Tren Tanpa Analisis Mendalam  

Mengikuti kerumunan atau tren pasar tanpa melakukan riset yang memadai sering kali berujung pada kerugian besar. Sebab, saham yang populer tidak selalu menjanjikan keuntungan. Pastikan keputusan investasi Anda didasarkan pada analisis yang matang, bukan sekadar mengikuti tren.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan