Donald Trump Ancaman Negara BRICS Jika Tinggalkan Dolar AS

Presiden Amerika Serikat Donald Trump.// FOTO : Getty Images--

Radarlambar.Bacakoran.co – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengeluarkan peringatan keras kepada negara-negara BRICS terkait potensi mereka untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam transaksi perdagangan internasional. Dalam pernyataan terbaru, Trump mengancam akan memberlakukan tarif hingga 100% pada barang impor dari negara-negara tersebut jika mereka beralih ke mata uang lain.

Trump juga diplatform media sosialnya mengungkapkan Upaya negara-negara BRICS untuk meninggalkan dolar tanpa respons akan berakhir. Saya tidak akan membiarkan itu terjadi.

Trump juga meminta komitmen negara-negara BRICS agar tidak membuat mata uang bersama atau mendukung mata uang alternatif yang dapat menggantikan dolar AS. Jika tidak, negara-negara tersebut harus siap menghadapi konsekuensi ekonomi serius.

BRICS, yang semula terdiri dari Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan, baru-baru ini diperluas dengan masuknya Mesir, Iran, Ethiopia dan Uni Emirat Arab. Kelompok ini juga menarik perhatian lebih dari 30 negara lain yang menunjukkan minat untuk bergabung.

Pergeseran Kebijakan Mata Uang BRICS
Rusia, pemegang presidensi BRICS saat ini, sempat mengusulkan pembuatan mata uang bersama pada 2022. Gagasan tersebut mendapat dukungan dari Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, yang menyatakan bahwa perdagangan dalam mata uang selain dolar dapat mengurangi dampak fluktuasi nilai tukar terhadap negara-negara anggota.

Namun, pada pertemuan terakhir di Kazan, Rusia, para pemimpin BRICS tidak mengumumkan langkah nyata untuk menciptakan mata uang baru. Sebaliknya, mereka sepakat untuk memperkuat sistem pembayaran lintas batas yang kompatibel dengan jaringan SWIFT dan meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa kerjasama BRICS tidak ditujukan untuk menyaingi mata uang tertentu, melainkan bertujuan melindungi kepentingan ekonomi anggotanya.

Kebijakan Tarif Trump
Trump telah lama menggunakan tarif sebagai alat politik untuk melindungi kepentingan ekonomi AS. Ia juga mengancam tarif tambahan terhadap Kanada dan Meksiko jika kedua negara gagal menekan aliran migran dan narkoba ke AS. Selain itu, ia menyatakan rencana mengenakan tarif 10% terhadap produk Tiongkok sebagai langkah untuk menekan produksi dan perdagangan opioid ilegal. (*)Donald Trump Ancaman Negara BRICS Jika Tinggalkan Dolar AS

Radarlambar.Bacakoran.co – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengeluarkan peringatan keras kepada negara-negara BRICS terkait potensi mereka untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam transaksi perdagangan internasional. Dalam pernyataan terbaru, Trump mengancam akan memberlakukan tarif hingga 100% pada barang impor dari negara-negara tersebut jika mereka beralih ke mata uang lain.

Trump juga diplatform media sosialnya mengungkapkan Upaya negara-negara BRICS untuk meninggalkan dolar tanpa respons akan berakhir. Saya tidak akan membiarkan itu terjadi.

Trump juga meminta komitmen negara-negara BRICS agar tidak membuat mata uang bersama atau mendukung mata uang alternatif yang dapat menggantikan dolar AS. Jika tidak, negara-negara tersebut harus siap menghadapi konsekuensi ekonomi serius.

BRICS, yang semula terdiri dari Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan, baru-baru ini diperluas dengan masuknya Mesir, Iran, Ethiopia dan Uni Emirat Arab. Kelompok ini juga menarik perhatian lebih dari 30 negara lain yang menunjukkan minat untuk bergabung.

Pergeseran Kebijakan Mata Uang BRICS
Rusia, pemegang presidensi BRICS saat ini, sempat mengusulkan pembuatan mata uang bersama pada 2022. Gagasan tersebut mendapat dukungan dari Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, yang menyatakan bahwa perdagangan dalam mata uang selain dolar dapat mengurangi dampak fluktuasi nilai tukar terhadap negara-negara anggota.

Namun, pada pertemuan terakhir di Kazan, Rusia, para pemimpin BRICS tidak mengumumkan langkah nyata untuk menciptakan mata uang baru. Sebaliknya, mereka sepakat untuk memperkuat sistem pembayaran lintas batas yang kompatibel dengan jaringan SWIFT dan meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa kerjasama BRICS tidak ditujukan untuk menyaingi mata uang tertentu, melainkan bertujuan melindungi kepentingan ekonomi anggotanya.

Kebijakan Tarif Trump
Trump telah lama menggunakan tarif sebagai alat politik untuk melindungi kepentingan ekonomi AS. Ia juga mengancam tarif tambahan terhadap Kanada dan Meksiko jika kedua negara gagal menekan aliran migran dan narkoba ke AS. Selain itu, ia menyatakan rencana mengenakan tarif 10% terhadap produk Tiongkok sebagai langkah untuk menekan produksi dan perdagangan opioid ilegal. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan