Pasar Smartphone China Anjlok, Produsen dan Pedagang Tertekan

Kondisi Counter HP yang sepi di mall jakarta. -Foto Fb-
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Setelah sempat mencatat pertumbuhan stabil selama enam kuartal berturut-turut, industri smartphone di China kini mengalami kemerosotan. Kuartal kedua tahun 2025 menjadi masa sulit bagi para pelaku bisnis ponsel, baik produsen maupun pedagang, akibat lesunya permintaan pasar yang belum kunjung pulih.
Data dari lembaga riset International Data Corporation (IDC) menunjukkan bahwa total pengiriman smartphone di China turun 4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sepanjang April hingga Juni 2025, hanya 69 juta unit ponsel yang berhasil didistribusikan. Penurunan ini menjadi sinyal kuat bahwa pasar mulai kehilangan daya beli dan minat terhadap perangkat baru.
Lesunya permintaan konsumen menjadi faktor utama penurunan ini. Situasi ekonomi makro yang belum stabil turut berperan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat dalam berbelanja barang elektronik. Para pelaku industri menghadapi tantangan besar karena ketidakpastian ini diprediksi akan berlanjut hingga paruh kedua tahun ini, yang membuat pemulihan pasar menjadi semakin sulit.
Di tengah kondisi tersebut, pergeseran posisi produsen terjadi. Huawei berhasil kembali merebut posisi puncak setelah lebih dari empat tahun absen dari peringkat teratas. Perusahaan asal Shenzhen ini mencatat pengiriman sebanyak 12,5 juta unit, meskipun angkanya tetap turun 3,4% secara tahunan.
Sementara itu, vivo yang sebelumnya menjadi pesaing kuat, justru mengalami penurunan paling tajam. Volume pengirimannya menyusut hingga 10,1%. Oppo yang menempati posisi ketiga juga mencatat kinerja negatif dengan penurunan sebesar 5% dibandingkan tahun lalu.
Berbeda dengan tren umum, Xiaomi menjadi satu-satunya merek dalam jajaran lima besar yang mencatat pertumbuhan pengiriman pada kuartal ini. Merek ini mampu memanfaatkan peluang dengan strategi distribusi dan segmentasi harga yang lebih adaptif terhadap kondisi pasar.
Di sisi lain, Apple masih harus menghadapi tantangan berat di China. Meski mencatat penurunan pengiriman sebesar 1,3% menjadi 9,6 juta unit, performanya lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya yang turun 9%. Peningkatan ini salah satunya dipicu oleh penyesuaian harga pada beberapa varian iPhone 16 dan 16 Pro, serta subsidi dari pemerintah yang turut mendorong daya beli. Meski begitu, ini menandai kuartal kedelapan berturut-turut Apple mengalami penurunan pengiriman.
Secara keseluruhan, pasar smartphone di China saat ini berada dalam tekanan besar. Kombinasi antara ketidakpastian ekonomi, daya beli yang melemah, dan sikap konsumen yang semakin selektif membuat industri ini harus bekerja lebih keras untuk bertahan, sembari menanti momentum pemulihan yang masih belum jelas kapan datangnya. (*/rinto)