Menggagalkan Cinta Palsu: Ketika Imigrasi Jadi Garis Pertama Perlindungan dari Love Scamming

ILUSTRASI: Menonton film di bioskop bisa menjadi pilihan untuk merayakan valentine bersama orang tercinta-Canva Dream Lab-
Radarlambar.bacakoran.co - Kasus penipuan cinta atau love scamming bukanlah hal baru, namun masih terus memakan korban, bahkan dari kalangan yang tidak diduga. Terbaru, Kantor Imigrasi Jakarta Selatan menjadi garda depan dalam mencegah seorang perempuan WNI terjerumus dalam jeratan cinta palsu yang diduga bermotif penipuan dan potensi perdagangan orang. Langkah cepat dan edukatif dari petugas ini pun mendapat sorotan dan apresiasi luas dari publik.
Dari Facebook Menuju Pakistan
Perempuan tersebut datang mengajukan permohonan paspor seperti biasa, namun tujuan perjalanannya menimbulkan tanda tanya. Ia mengaku akan pergi ke Pakistan untuk menemui pria yang dikenalnya lewat media sosial. Belum pernah bertemu secara langsung, hubungan mereka hanya terjalin melalui pesan dan panggilan video.
Hal yang mencurigakan muncul saat perempuan itu menyebut telah mentransfer sejumlah uang kepada pria tersebut agar dibelikan tiket pesawat. Lebih lanjut, ia mengaku merahasiakan rencana kepergiannya dari orang tua karena permintaan sang kekasih. Dari sini, petugas mulai menyimpulkan bahwa pola ini mirip dengan skema penipuan cinta yang sudah sering ditemukan.
Deteksi Dini dari Wawancara Paspor
Imigrasi kini tidak hanya sekadar memproses dokumen, tetapi juga berfungsi sebagai filter awal untuk mencegah kejahatan lintas negara. Dalam wawancara, petugas menggali lebih dalam alasan keberangkatan, terutama pada kasus yang tidak biasa. Dalam kasus ini, petugas dengan pendekatan humanis namun profesional menahan pengajuan paspor demi mencegah risiko yang lebih besar.
Langkah itu mengacu pada undang-undang keimigrasian yang memberi wewenang kepada petugas untuk menolak permohonan jika ada dugaan penyalahgunaan, terutama jika ditemukan potensi korban eksploitasi, penipuan, atau perdagangan orang.
Pujian Publik untuk Pendekatan Humanis
Yang membuat kasus ini menjadi perhatian luas adalah pendekatan edukatif petugas. Tanpa menghakimi atau bersikap keras, petugas menyampaikan kemungkinan bahaya yang mengintai dan meminta pemohon mempertimbangkan kembali keputusannya. Rekaman wawancara yang diunggah ke media sosial Imigrasi Jaksel langsung viral dan ditonton jutaan kali.