Bangun Sekolah Ramah Anak, Polisi Ajak Siswa SMAN 1 Pesisir Selatan Lawan Bullying

Ilustrasi Stop Bullying-Freepik.com@brgfx---

PESISIR SELATAN - Upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan terus digencarkan Polsek Pesisir Selatan, Polres Pesisir Barat (Pesbar). Melalui sosialisasi yang digelar di SMA Negeri 1 Pesisir Selatan pada Selasa, 14 Oktober 2025, jajaran kepolisian mengimbau para siswa untuk bersama-sama mencegah dan menghindari praktik perundungan atau bullying di lingkungan sekolah.

Kapolres Pesbar, AKBP Bestiana, S.I.K., M.M., melalui Kapolsek Pesisir Selatan, Iptu Juni Rosiwan, S.Sos., mengatakan bahwa, dalam kegiatan tersebut, para siswa terlihat antusias mengikuti penyampaian materi yang dikemas secara interaktif oleh sejumlah anggota bhabinkamtibmas. Sosialisasi ini merupakan bagian dari program kepolisian yang menekankan pentingnya kesadaran bersama dalam menciptakan sekolah yang aman dari tindak kekerasan fisik maupun verbal.

“Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menekan angka kasus perundungan di sekolah, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai empati, toleransi, dan saling menghormati di kalangan pelajar,” katanya.

Menurutnya, bullying dapat berdampak luas, tidak hanya bagi korban, tetapi juga terhadap pelaku dan lingkungan sosial di sekitar mereka. Bullying bukan hanya menyakiti secara fisik, tapi juga bisa merusak mental dan masa depan seseorang. Karena itu, pihaknya berharap para siswa bisa saling menghargai, menjaga pertemanan, dan segera melapor jika melihat atau mengalami tindakan perundungan.

“Tindakan perundungan yang dibiarkan berlarut-larut dapat mengakibatkan dampak psikologis serius, seperti trauma, rasa rendah diri, hingga keinginan untuk menghindar dari lingkungan sosial,” ujarnya.

Karena itu, pihaknya menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak. Baik guru, orang tua, maupun siswa, untuk aktif dalam pencegahan dan penanganan dini. Selain fokus pada isu bullying, jajaran Polsek Pesisir Selatan juga memanfaatkan kesempatan itu untuk memberikan edukasi tambahan terkait kedisiplinan berlalu lintas, serta bahaya penyalahgunaan narkoba dan minuman keras di kalangan remaja. Hal ini dinilai penting mengingat masa remaja merupakan fase rentan terhadap pengaruh negatif lingkungan.

“Selain memberikan edukasi tentang dampak bullying, kami juga mengajak seluruh siswa untuk membangun budaya saling menghormati, serta mengedepankan sikap toleransi dan empati di lingkungan sekolah,” jelasnya.

Ditambahkannya, bahwa sikap saling menghargai dan gotong royong merupakan modal utama dalam membangun karakter positif di kalangan pelajar. Ia berharap agar setiap siswa mampu menjadi teladan bagi teman sebaya, serta berani bersuara jika menemukan praktik kekerasan atau perilaku tidak pantas di lingkungan sekolah.

“Sekolah adalah tempat untuk belajar, tumbuh, dan mengembangkan potensi diri, bukan tempat untuk saling menjatuhkan. Mari kita ciptakan suasana sekolah yang ramah anak, penuh kasih, dan mendukung semua siswa untuk berprestasi,” tandasnya.(yayan/*) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan