Modus Baru Penipuan Video Call: Korban Dituding Terima Paket Narkoba, Pelaku Memeras Lewat Tekanan Psikologis

Foto: Istockphoto--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Modus penipuan kembali berkembang dengan memanfaatkan fitur video call. Pelaku menuding korban sebagai penerima paket narkoba, lalu melakukan tekanan psikologis untuk memaksa korban mentransfer sejumlah uang. Peringatan ini disampaikan Direktorat Siber Polri seiring meningkatnya laporan kasus serupa.

Dalam aksinya, pelaku menghubungi korban melalui video call dan memperkenalkan diri sebagai polisi. Penipu kemudian memperlihatkan seseorang yang disebut sebagai kurir narkoba. Kurir palsu itu mengklaim paket berisi narkoba akan dikirimkan kepada korban sehingga menciptakan suasana tegang dan seolah-olah korban tengah terlibat tindak pidana narkotika.

Ditsiber Polri menjelaskan bahwa tekanan psikologis menjadi tujuan utama pelaku. Dengan membuat situasi terasa serius, korban dipancing panik dan kehilangan logika sehingga mudah dimanipulasi. Setelah itu, penipu meminta korban mengirim uang dengan alasan agar “kasus segera diselesaikan”.

Modus dengan pola serupa sebenarnya sudah muncul sejak lama, namun penggunaan fitur video call menjadi taktik baru untuk meyakinkan korban. Kasus sebelumnya juga banyak terjadi, seperti penipu yang mengaku polisi dan menyebut anak korban tertangkap narkoba atau mengalami kecelakaan.

Selain modus paket narkoba, penipuan melalui telepon yang juga marak adalah modus paylater. Pelaku mengaku dari marketplace atau layanan keuangan digital dan menyebut ada banyak perangkat asing yang terhubung ke akun korban. Dengan nada panik, pelaku mengarahkan korban membuka aplikasi dan menuju menu pinjaman atau paylater.

Dalam kondisi terintimidasi, korban sering tidak sadar sedang diarahkan untuk mengajukan pinjaman. Saat dana masuk, pelaku mengatakan uang tersebut bukan milik korban dan harus segera dikembalikan, lalu berusaha menguras akun korban atau menguasai dana pinjaman itu.

Ditsiber Polri menegaskan bahwa dalam semua bentuk penipuan, kepanikan adalah celah utama yang dimanfaatkan pelaku. Masyarakat diminta tetap tenang, tidak merespons panggilan asing yang mencurigakan, serta tidak memberikan akses atau informasi apa pun kepada pihak yang mengaku petugas.

Jika mendapat panggilan mencurigakan, abaikan dan laporkan ke pihak berwenang.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan