Pakistan Siap Kirim Pasukan ke Gaza, tapi Tolak Mandat Melucuti Pejuang Palestina
Pilot Pakistan menandatangani kontrak kematian. Foto/Net--
RADARLAMBARBACAKORAN.CO- Pakistan menegaskan kesiapannya untuk berkontribusi dalam Pasukan Stabilisasi Internasional (International Stabilization Force/ISF) di Gaza, namun tidak bersedia menjalankan mandat pelucutan senjata terhadap kelompok-kelompok pejuang Palestina, termasuk Hamas. Sikap tersebut muncul seiring keputusan Dewan Keamanan PBB yang telah mengesahkan pembentukan dewan perdamaian serta otorisasi ISF untuk mengawasi pemerintahan, rekonstruksi, dan keamanan Gaza hingga 31 Desember 2027.
Pemerintah Pakistan menyampaikan bahwa pelucutan senjata bukan merupakan tugas pasukan internasional, melainkan tanggung jawab aparat penegak hukum Palestina. Islamabad menegaskan bahwa kontribusi Pakistan hanya dapat diberikan apabila mandat ISF berkaitan dengan penjagaan perdamaian dan stabilisasi wilayah pascakonflik. Pemerintah Pakistan juga masih menunggu kejelasan acuan kerja, mekanisme aksi, serta mandat penuh sebelum memutuskan bentuk partisipasi resmi.
Dalam pembahasan awal mengenai pembentukan pasukan stabilisasi, Pakistan terlibat langsung dalam diskusi bersama negara-negara mitra. Pada kesempatan tersebut, Indonesia disebut telah menawarkan kontribusi hingga 20 ribu personel. Namun, terdapat keraguan informal dari Indonesia jika mandat pasukan internasional mencakup pelucutan senjata Hamas atau kelompok pejuang Palestina lainnya.
Sementara itu, resolusi Dewan Keamanan PBB yang disahkan pada awal bulan menetapkan ISF sebagai kekuatan internasional yang bekerja bersama Mesir, Israel, serta negara-negara anggota lain yang memilih bergabung. Pasukan ini bertugas memastikan keamanan, mengawal proses rekonstruksi, dan mendukung tata kelola Gaza selama masa transisi. Otorisasi ulang ISF setelah 2027 akan dilakukan berdasarkan evaluasi serta kerja sama penuh dengan seluruh negara terkait.