Krisis Chip Memori Kian Parah, Industri AI Global Terancam Melambat
Perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI) memicu krisis chip memori imbas tingginya permintaan perangkat keras penunjang ini. Foto: iStockphoto--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang semakin agresif memicu krisis chip memori global. Permintaan perangkat keras untuk mendukung teknologi AI melonjak drastis, sementara pasokan chip semakin menipis. Kondisi ini membuat perusahaan teknologi hingga produsen elektronik berebut stok, dan harga memori terus naik sejak awal tahun.
Situasi paling terlihat terjadi di Jepang, di mana sejumlah toko elektronik mulai membatasi pembelian hard disk drive karena kelangkaan barang. Di China, produsen smartphone memperingatkan kenaikan harga perangkat akibat pasokan memori yang tidak stabil. Tiga sumber industri menyebut raksasa teknologi seperti Microsoft, Google, dan ByteDance tengah bersaing ketat memperoleh pasokan dari produsen besar seperti Micron, Samsung Electronics, dan SK Hynix.
Kekurangan ini terjadi pada hampir seluruh jenis memori, mulai dari chip flash untuk smartphone dan USB drive hingga memori berbandwidth tinggi (HBM) yang menjadi komponen vital dalam chip AI di pusat data. TrendForce mencatat harga di beberapa segmen telah melonjak lebih dari dua kali lipat sejak Februari, dan tren tersebut diperkirakan masih berlanjut.
Para ekonom memperingatkan bahwa krisis chip memori bisa berdampak lebih luas dari sekadar sektor teknologi. Kelangkaan semikonduktor berisiko menahan laju produktivitas berbasis AI dan menunda investasi besar-besaran pada infrastruktur digital. Tekanan inflasi juga dapat meningkat di tengah upaya berbagai pihak menjaga stabilitas harga serta menghadapi tarif impor Amerika Serikat.
CEO Greyhound Research, Sanchit Vir Gogia, mengatakan krisis ini tidak lagi sekadar persoalan komponen, tetapi telah berubah menjadi ancaman makroekonomi. Industri chip dinilai masih kesulitan memenuhi kebutuhan memori berteknologi tinggi untuk balapan AI, sementara produksi chip memori tradisional berkurang sehingga memicu kelangkaan pada smartphone, PC, dan elektronik konsumen.
Reuters melalui wawancara dengan hampir 40 narasumber mengungkap dilema ganda yang dihadapi industri. Produsen chip fokus menggenjot memori kelas atas tetapi justru mengorbankan pasokan produk standar yang dibutuhkan pasar luas. Investor kini mulai mempertanyakan apakah ledakan investasi infrastruktur AI memicu gelembung baru yang berpotensi pecah.
Beberapa analis memprediksi hanya perusahaan besar dengan kekuatan finansial kuat yang mampu bertahan menghadapi kenaikan harga dan ketatnya pasokan. Seorang eksekutif chip memori bahkan menyebut krisis ini dapat menghambat pembangunan pusat data baru karena kapasitas produksi membutuhkan waktu minimal dua tahun untuk ditambah. Di sisi lain, produsen enggan memperluas kapasitas secara berlebihan karena khawatir permintaan tinggi hanya terjadi sementara.
Jika krisis pasokan memori berlanjut, industri global berpotensi menghadapi perlambatan besar dalam pengembangan AI dan teknologi digital lainnya.(*)