BGN Beri Ultimatum: Puluhan SPPG di Banyumas Terancam Disuspensi Jika Tak Urus SLHS

Koordinasi dan Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Wilayah Eks Karesidenan Banyumas, di Hotel Aston Purwokerto. Foto Arsip BGN--

RADARLAMBARBACAKORAN.CO- Badan Gizi Nasional (BGN) mengeluarkan peringatan tegas kepada seluruh pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Banyumas agar segera mengurus Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dalam waktu satu bulan. Ultimatum ini disampaikan setelah Banyumas dinilai tertinggal jauh dibanding daerah lain dalam pengurusan sertifikat wajib tersebut.

Peringatan keras itu disampaikan dalam kegiatan koordinasi dan evaluasi Program Makan Bergizi Gratis yang digelar bersama jajaran Forkompimda, mitra, yayasan, hingga kepala SPPG di wilayah eks Karesidenan Banyumas. Dari pemantauan BGN, kesenjangan kualitas pengelolaan SPPG terlihat mencolok antara Banyumas dan kabupaten tetangga seperti Banjarnegara, Purbalingga, serta Cilacap.

Data BGN menunjukkan Banjarnegara berhasil membuat seluruh 46 SPPG operasionalnya mengantongi SLHS. Purbalingga juga mencatat prestasi serupa dengan 54 SPPG aktif semuanya bersertifikat, bahkan dua SPPG yang masih tahap persiapan sudah memiliki sertifikat tersebut. Di Cilacap, 44 dari 95 SPPG yang beroperasi telah memenuhi standar.

Kondisi di Banyumas justru berbanding terbalik. Dari 116 SPPG yang sudah berjalan, hanya 15 yang dinyatakan layak dari 98 yang mendaftar. Lebih memprihatinkan lagi, 48 SPPG belum mendaftarkan diri sama sekali untuk verifikasi sanitasi dan higiene dapur.

BGN menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk menunda proses sertifikasi, sebab Kementerian Kesehatan telah memastikan pendaftaran SLHS tidak dikenakan biaya. Pengeluaran hanya berlaku pada tahap pengambilan serta pengujian sampel dengan kisaran biaya mulai satu hingga dua juta rupiah. Dengan demikian, seluruh SPPG diwajibkan segera menuntaskan proses administrasi dan pemenuhan standar kebersihan dapur Program Makan Bergizi.

Dalam kesempatan itu, BGN juga memberikan apresiasi kepada Banjarnegara dan Purbalingga yang dinilai berhasil memenuhi standar kelayakan dapur MBG secara menyeluruh. Penghargaan simbolis pun diberikan sebagai bentuk dukungan kepada para kepala SPPG dan mitra yang bertanggung jawab menjaga kualitas layanan gizi untuk anak-anak.

Di luar evaluasi administratif, BGN turut mengajak seluruh peserta acara mendoakan para petugas SPPG yang tengah bertugas di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Ketiga provinsi tersebut sedang dilanda banjir besar, sehingga dapur Program Makan Bergizi di wilayah itu sementara beralih fungsi menjadi dapur umum membantu warga terdampak. Dalam kondisi darurat tersebut, seorang ahli gizi di Sigli dilaporkan meninggal dunia akibat tersengat listrik saat bertugas, sementara beberapa petugas lainnya berhasil diselamatkan setelah sempat terjebak banjir.

BGN berharap situasi bencana segera mereda dan seluruh petugas di lapangan tetap diberikan keselamatan dalam menjalankan tugas kemanusiaan mereka. (*/rinto)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan