Gus Yahya Siap Islah, Soroti Masalah Prosedur Syuriyah PBNU
Yahya Cholil Staquf--
RADARLAMBARBACAKORAN.CO – Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menunjukkan keterbukaannya untuk islah setelah menghadiri silaturahim kedua di Pesantren Tebuireng, Jombang. Pertemuan bersama para kiai sepuh dinilainya sebagai ruang penting untuk menyampaikan penjelasan menyeluruh mengenai dinamika organisasi yang berkembang dalam beberapa waktu terakhir.
Dalam forum tersebut, Gus Yahya memaparkan secara rinci seluruh isu yang selama ini diarahkan kepadanya, termasuk klarifikasi yang sebelumnya telah disampaikan melalui utusan Rais Aam. Penjelasan itu disertai dokumen keuangan dari Bendahara Umum Sumantri Suwarno serta penjelasan Sekjen PBNU Amin Said Husni sebagai pelengkap.
Selain memerinci klarifikasi, ia menyampaikan pesan penting mengenai stabilitas struktur organisasi NU. Ia menekankan bahwa bangunan kelembagaan NU telah dirancang dengan dasar yang ketat oleh para pendiri, sehingga setiap langkah penyelesaian internal harus tetap berpegang pada mekanisme yang sudah ditetapkan. Menurutnya, menjaga konsistensi tatanan organisasi menjadi kunci agar warisan struktural tidak mengalami degradasi.
Sorotan juga diarahkan pada proses rapat Harian Syuriyah yang dinilai bermasalah karena menetapkan keputusan di luar kewenangan. Gus Yahya menilai keputusan itu memicu rangkaian persoalan struktural, termasuk rencana Rapat Pleno PBNU pada 9 Desember 2025 yang dinilai bertumpu pada landasan prosedural yang tidak sah. Salah satu titik yang ia soroti adalah rencana pengambilalihan jabatan ketua umum oleh Rais Aam, yang dianggap sangat menyimpang dari tatanan organisasi.
Di tengah dinamika internal tersebut, Gus Yahya tetap menegaskan komitmennya untuk membuka ruang dialog. Ia menyatakan akan terus berkomunikasi dengan para kiai sepuh, PWNU, dan PCNU di berbagai wilayah. Langkah ini dinilai penting untuk menemukan titik temu terbaik tanpa memperdalam ketegangan di tubuh jam’iyah.