Radarlambar.Bacakoran .co - Setelah terjadi gelombang atmosfer, seperti fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) atau gelombang Kelvin, sejumlah wilayah dapat mengalami peningkatan potensi hujan. Fenomena gelombang atmosfer ini memengaruhi pola cuaca dengan membawa massa udara basah ke suatu daerah, sehingga meningkatkan peluang terbentuknya awan hujan dan badai.
Beberapa wilayah yang umumnya terdampak potensi hujan akibat gelombang atmosfer diantaranya meliputi:
1. Indonesia: Sebagai negara tropis, Indonesia seringkali mengalami peningkatan curah hujan di berbagai daerah saat MJO aktif melintasi wilayah ini. Daerah-daerah seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua berpotensi mengalami hujan lebat.
2. Asia Tenggara: Negara-negara di kawasan ini seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina juga sering merasakan efek dari gelombang atmosfer, terutama dalam bentuk peningkatan curah hujan yang bisa menyebabkan banjir di beberapa wilayah.
3. Australia Utara: Saat MJO atau gelombang tropis lainnya melintas, wilayah utara Australia sering mengalami musim hujan yang lebih intens, terutama di wilayah Northern Territory dan Queensland.
4. Samudra Hindia dan Samudra Pasifik: Gelombang atmosfer yang aktif di kedua samudra ini seringkali mempengaruhi kondisi laut dan wilayah pesisir sekitarnya, dengan meningkatkan potensi hujan dan angin kencang.
5. Afrika Timur dan Amerika Selatan: Dalam skala global, beberapa bagian dari Afrika Timur dan Amerika Selatan juga dapat mengalami peningkatan hujan ketika gelombang atmosfer bergerak di sekitarnya, meski dampaknya tidak sekuat di wilayah tropis Asia dan Oseania.
Di Indonesia sendiri, BMKG sering memantau gelombang atmosfer ini untuk memprediksi potensi hujan. Biasanya, saat gelombang ini aktif, BMKG mengeluarkan peringatan dini untuk daerah-daerah yang berpotensi mengalami hujan lebat, banjir, atau angin kencang.(*)