Muarajaya II Gelar MTQ Tingkat Pekon

Jumat 22 Nov 2024 - 19:58 WIB
Reporter : Rinto Arius
Editor : Nopriadi

KEBUNTEBU – Dalam upaya memperkuat nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan generasi muda, Pemerintah Pekon Muarajaya II, Kecamatan Kebuntebu, Kabupaten Lampung Barat, kembali menggelar agenda tahunan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat pekon.

 Kegiatan yang berlangsung selama empat hari, dari Rabu hingga Sabtu (20-24 November 2024), ini menjadi wadah pembinaan spiritual sekaligus ajang pencarian bakat bagi anak-anak dan remaja.

MTQ tahun ini menghadirkan beragam kategori perlombaan yang dirancang untuk mengakomodasi potensi peserta dari berbagai usia. 

Peserta dari tingkat anak-anak mencakup siswa PAUD, TK, RA, hingga kelas III SD, sementara untuk kategori remaja diperuntukkan bagi siswa kelas IV hingga kelas VI SD.

Peratin Muarajaya II, Ardiyo Peratama Putra, A.Md, menjelaskan bahwa MTQ tingkat pekon ini dirancang tidak hanya sebagai bentuk pembinaan spiritual tetapi juga sebagai sarana pendidikan agama yang menyeluruh.

Untuk kategori remaja, jenis perlombaan meliputi. Musabaqoh Cepat Tepat, Musabaqoh Adzan, Musabaqoh Tartil Quran, Musabaqoh Tilawatil Quran, Musabaqoh Kaligrafi, serta Musabaqoh Pidato untuk putra dan putri.

Sementara itu, kategori anak-anak mencakup, Musabaqoh Mewarnai, Musabaqoh Pidato, dan Musabaqoh Adzan.

Ardiyo menegaskan bahwa tujuan utama dari penyelenggaraan MTQ ini adalah untuk menanamkan nilai-nilai keimanan sejak dini serta membentuk generasi muda yang berkarakter Islami. 

Selain itu, acara ini juga bertujuan menjaring bakat-bakat baru yang berpotensi untuk diikutsertakan dalam kompetisi MTQ di tingkat yang lebih tinggi.

“Kami berharap melalui MTQ ini, kemampuan anak-anak dalam bidang keagamaan dapat terus berkembang. Tidak hanya menjadi pondasi keimanan dan ketaqwaan, tetapi juga sebagai sarana menciptakan masyarakat muslim yang harmonis dan berprestasi,” ujar Ardiyo.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya MTQ, termasuk panitia dan juri. Dalam pelaksanaannya, panitia melibatkan tokoh agama non-guru ngaji sebagai juri untuk menjamin obyektivitas dan kualitas penilaian.

MTQ ini tak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana pembinaan mental dan spiritual bagi peserta. 

Dengan semangat kebersamaan, acara ini diharapkan dapat terus menjadi tradisi tahunan yang mampu mencetak tunas bangsa yang berkarakter kuat, berprestasi, dan berakhlak mulia.

“Semoga pelaksanaan MTQ ini berjalan sukses dan memberi manfaat besar bagi masyarakat, terutama anak-anak dan remaja sebagai generasi penerus kita,” tutup Ardiyo.

Lomba yang dikemas penuh semangat religius ini tak hanya mempererat tali silaturahmi antar warga, tetapi juga menjadi bukti nyata bagaimana agama dapat menjadi pilar penting dalam menciptakan masyarakat yang damai dan sejahtera. (rinto/nopri)

Kategori :