Radarlambar.bacakoran.co- Pemulihan lahan terdegradasi dan upaya mencegah penggurunan (desertifikasi) di seluruh dunia memerlukan investasi yang sangat besar, diperkirakan mencapai 2,6 triliun dolar AS.
Sekretaris Eksekutif United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD), Ibrahim Thiaw, memperingatkan bahwa kekeringan semakin parah akibat perubahan iklim yang tak terkendali, sementara populasi dunia terus berkembang, yang berarti kebutuhan pangan juga semakin meningkat.
Hal ini disampaikan oleh Thiaw dalam konferensi para pihak ke-16 (COP16) UNCCD yang sedang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi, dari 2 hingga 13 Desember 2024.
Menurut Thiaw, situasi yang semakin kritis ini memberikan tekanan besar terhadap penduduk dunia, dan pemulihan lahan terdegradasi harus segera direalisasikan.
Thiaw menekankan pentingnya peran sektor swasta dalam pembiayaan pemulihan lahan yang rusak. Meskipun demikian, sejauh ini dana untuk rehabilitasi lahan sebagian besar berasal dari dana publik.
"Pendorong utama degradasi lahan adalah sektor swasta melalui produksi pangan, namun mereka hanya menyumbang 6 persen dari dana yang diperlukan untuk pemulihan," ujar Thiaw.
"Bagaimana bisa satu pihak merusak tanah sementara pihak lain yang harus memperbaikinya?" tambahnya. Ia juga mengimbau pemerintah agar menetapkan kebijakan yang lebih ketat dalam pengelolaan penggunaan lahan.
Menurut Thiaw, dengan semakin meningkatnya jumlah populasi dunia, kita akan membutuhkan dua kali lipat lebih banyak makanan di lahan yang sama. Oleh karena itu, investasi dari sektor swasta akan sangat penting dalam mencapainya.
Untuk memenuhi kebutuhan dana sebesar 2,6 triliun dolar AS, dunia harus menutup kesenjangan tahunan sebesar 278 miliar dolar AS. Namun, pada 2022, aliran dana untuk pemulihan lahan hanya tercatat sebesar 66 miliar dolar AS.
Sebuah studi yang didukung oleh PBB, yang diterbitkan pada 1 Desember 2024, menunjukkan bahwa degradasi lahan telah melemahkan kemampuan Bumi untuk menopang kehidupan manusia.
Kegagalan untuk memulihkan lahan terdegradasi akan menimbulkan dampak serius bagi generasi mendatang. Saat ini, lebih dari 15 juta kilometer persegi lahan di seluruh dunia telah terdegradasi, dengan tambahan 1 juta kilometer persegi setiap tahun.(*)