BALIKBUKIT - Badan jalan yang terangkat akibat adanya tebing longsor di jalur Liwa-Krui tepatnya di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Pekon Kubuperahu, Kecamatan Balikbukit, Kabupaten Lampung Barat hingga kini belum juga tuntas ditangani oleh Satker Balai Pengawas Jalan Nasional (BPJN) Wilayah II Lampung.
Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2024, seperti biasa, ruas jalan nasional itu akan dipadati oleh kendaraan yang hilir mudik untuk berwisata menuju pantai di Kabupaten Pesisir Barat. Jika tidak segera ditangani, dipastikan dapat menimbulkan kemacetan panjang seperti yang terjadi pada hari raya Idul Fitri 1444 Hijriah beberapa waktu lalu.
Pengguna jalan pun mempertanyakan keseriusan pihak BPJN dalam menangani ruas jalan tersebut, mengingat tahun 2023 ini pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp30 miliar untuk menangani kerusakan berat maupun ringan di sepanjang ruas jalan mulai dari wilayah Padang Tambak, Kecamatan Waytenong, Kabupaten Lampung Barat hingga Kabupaten Pesisir Barat perbatasan Provinsi Bengkulu.
Para pengendara menyebut, saat ini jalan itu hanya dapat dilalui satu jalur, karena sebagian lainnya tertutup gundukan tanah. Kendaraan dari dua arah harus bergantian saat melintas di jalur tersebut.
“Kondisinya masih sama dengan sebelumnya, kami khawatir ditengah padatnya kendaraan saat libur natal dan tahun baru nanti bakal terjadi kemacetan panjang seperti saat lebaran Idul Fitri beberapa waku lalu,” ucapnya.
Selain menimbulkan kemacetan, kondisi itu juga membahayakan keselamatan pengendara, akibat jalan yang licin karena tergenang air bercampur lumpur sehingga pihaknya meminta agar Satker BPJN segera melakukan perbaikan ditengah proses pemeliharaan jalan nasional yang saat ini masih berjalan. "Kami harap pihak BPJN segera melakukan perbaikan, kaena kondisi itu membahayakan pengendara terutama pengendara sepeda motor," harapnya.
Diketahui, sebelumnya PPK 2.3 Joko Wisargo S.T, .M.T melalui Koordinator Pelaksana Lapangan Rusmadi Gani S.T,MT. Ia menerangkan, bergulirnya anggaran sebesar Rp 30 miliyar tersebut untuk menuntaskan permasalah kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan, termasuk diantaranya penanganan kerusakan mayor pada jalur Liwa-Krui berupa pelapisan ulang (over lay) sepanjang 1,5 Kilometer (KM).
“Jadi dari ratusan kilometer ruas jalan padang tambak hingga perbatasan provinsi bengkulu, salah satu prioritas kita ialah jalur Liwa-Krui yang memang kondisinya mendesak untuk ditangani seperti jalan amblas dampak longsor di wilayah waysinda, pekon kubuperahu, badan jalan terangkat dan beberapa titik badan jalan aspalnya sudah mengalami gradasi sehingga harus dilakukan rehab total,” paparnya
Lebih lanjut Rusmadi mengatakan selain penanganan kerusakan berat, anggaran itu juga include dengan kegiatan penanganan kerusakan ringan meliputi kegiatan tambal sulam atau patching, pemerliharaan jembatan dan beberapa kegiatan lainnya.
“Jadi pemeliharaan ruas jalan nasional ini dilakukan berdasarkan tingkat kerusakan jalan di setiap titik di ruas jalan nasional. Sehingga tidak semua jalan dilakukan rehab karena disesuaikan dengan tingkat kerusakan jalan. Kalau jalan dalam kondisi rusak ringan dilakukan patching. Tapi kalau kondisi nya rusak berat maka dilakukan pelapisan ulang dan berbagai upaya lainnya,” kata dia.
Tujuannya, kata Rusmadi, dalam rangka menjaga agar ruas jalan nasional tetap dalam kondisi baik sehingga memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan dan terkait pelaksanaan kegiatan saat ini sedang dalam persiapan.
“Dalam pelaksanaan tentu ada tahapan-tahapan, jadi mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa segera dimulai dan terkait adanya ruas jalan nasional yang saat ini mendesak untuk ditangani kami mohon bersabar karena dipastikan penanganan tuntas sebelum akhir tahun 2023 ini,” pungkas dia. (edi/lusiana)