Radarlambar.bacakoran.co- Mencapai gelar sarjana sering dianggap sebagai jalan utama untuk memperbaiki karier dan kehidupan. Namun, kenyataannya, tidak semua lulusan perguruan tinggi, baik dari program vokasi, sarjana (S1), maupun pascasarjana, berhasil memasuki dunia kerja.
Ada berbagai faktor yang memengaruhi, seperti terbatasnya lapangan pekerjaan, persaingan yang ketat, dan ketidaksesuaian antara pendidikan yang dimiliki dengan kebutuhan pasar kerja.
Beberapa jurusan, meski memiliki prospek yang baik secara teori, ternyata menghadapi tingkat pengangguran yang tinggi. Bagi calon mahasiswa, memahami risiko ini sangat penting agar bisa lebih bijaksana dalam memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan rencana karier mereka. Berikut adalah daftar jurusan dengan tingkat pengangguran tertinggi yang perlu diketahui.
Jurusan ini menempati posisi teratas dengan tingkat pengangguran yang sangat tinggi. Fokus utama jurusan ini adalah pada pengajaran olahraga dan kebugaran. Meski penting, lapangan pekerjaan untuk lulusan jurusan ini terbatas dan sering kali tidak sesuai dengan jumlah lulusan yang ada. Kebutuhan terhadap tenaga pengajar di bidang ini juga cenderung berubah-ubah, yang membuat banyak lulusan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan tetap.
Meskipun Human Resources (HR) memegang peranan penting dalam dunia kerja, jurusan ini mengalami angka pengangguran yang tinggi. Banyak perusahaan lebih memilih kandidat yang sudah berpengalaman dalam bidang ini, sementara lulusan baru sering kali sulit bersaing karena kurangnya pengalaman praktis. Akibatnya, meski HR memiliki relevansi yang luas, persaingan dalam dunia kerja sangat ketat.
Jurusan Ilustrasi, yang berfokus pada desain grafis dan seni visual, memiliki tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Persaingan di bidang desain semakin sengit dengan adanya digitalisasi dan outsourcing pekerjaan desain. Banyak perusahaan yang lebih memilih freelancer atau pekerja lepas, yang seringkali membuat lulusan jurusan ini sulit mendapatkan pekerjaan tetap.
Jurusan ini mempersiapkan mahasiswa untuk bekerja dalam sistem peradilan, seperti menjadi hakim, jaksa, atau pengacara. Namun, lapangan pekerjaan di sektor ini cenderung terbatas, terutama dalam hal jumlah posisi yang tersedia. Hal ini menciptakan persaingan yang sangat ketat di kalangan para lulusan.
Manajemen Proyek adalah jurusan yang memiliki prospek pekerjaan luas di berbagai sektor industri. Namun, banyak perusahaan yang mengutamakan pengalaman kerja daripada pendidikan formal dalam bidang ini. Oleh karena itu, lulusan baru sering kali kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka.
Industri hiburan, meskipun menjanjikan, sangat dinamis dan sulit diprediksi. Persaingan di sektor ini sangat ketat, terutama di bidang produksi media seperti radio, televisi, dan film. Banyak lulusan dari jurusan ini kesulitan mendapatkan pekerjaan tetap karena industri ini lebih mengutamakan jaringan dan pengalaman kerja.
Seni visual dan seni studio sering kali menjadi jurusan pilihan bagi mereka yang berminat dalam dunia seni. Sayangnya, pekerjaan tetap di bidang seni studio cukup sulit ditemukan, dan pendapatan dari pekerjaan di sektor ini tidak selalu stabil. Banyak lulusan harus mengandalkan pekerjaan lepas atau menjadi seniman independen untuk bertahan hidup.
Meski sektor kesehatan berkembang pesat, jurusan Administrasi Layanan Kesehatan juga menghadapi tingkat pengangguran yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya lulusan yang bersaing untuk posisi yang terbatas. Selain itu, banyak posisi dalam sektor ini yang lebih mengutamakan latar belakang medis atau sertifikasi khusus, yang membuat lulusan jurusan ini kesulitan mencari pekerjaan.
Jurusan Pendidikan, yang mencetak tenaga pengajar untuk sekolah-sekolah, memiliki tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Salah satu alasan utama adalah ketidakpastian kebijakan pendidikan pemerintah dan penurunan jumlah kesempatan kerja untuk guru di beberapa daerah. Lulusan pendidikan harus menghadapi persaingan ketat untuk mendapatkan posisi sebagai pengajar.
Jurusan ini fokus pada pemahaman perilaku manusia dalam konteks keluarga dan masyarakat. Meskipun penting, peluang kerja dalam bidang ini sering kali tidak sebanding dengan jumlah lulusan yang ada. Lulusan jurusan ini mungkin kesulitan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang mereka pelajari.
Memilih jurusan kuliah tidak hanya tentang minat pribadi, tetapi juga tentang memahami kondisi pasar kerja dan prospek karier di masa depan. Penting untuk mengevaluasi jurusan yang akan diambil dengan mempertimbangkan tingkat pengangguran, kebutuhan pasar, dan peluang kerja yang ada. Dengan perencanaan yang matang, mahasiswa dapat meningkatkan peluang mereka untuk sukses setelah lulus.(*)