Radarlambar.Bacakoran.co - Pada Senin, 6 Januari 2025, PSSI secara resmi mengumumkan pemecatan Shin Tae-yong dari jabatan pelatih Timnas Indonesia. Keputusan ini diambil setelah melalui berbagai pertimbangan internal yang melibatkan masalah komunikasi, dinamika tim, serta kesepakatan strategi yang tidak tercapai antara pelatih dan pemain. Beberapa faktor yang menyebabkan pemecatan ini antara lain masalah komunikasi, dinamika internal yang memengaruhi keharmonisan tim, serta keterbatasan dalam berbahasa Indonesia.
Alasan Pemecatan Shin Tae-yong
Salah satu alasan utama yang dikemukakan oleh Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, adalah masalah komunikasi yang terjadi antara Shin Tae-yong dan para pemain. PSSI merasa bahwa untuk mencapai hasil yang lebih baik, dibutuhkan seorang pelatih yang lebih efektif dalam berkomunikasi dan yang dapat lebih mudah menjalankan strategi yang telah disepakati bersama pemain. Komunikasi yang kurang baik ini sudah terlihat sejak sebelum pertandingan melawan China pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung pada 2024. Selain itu, masalah internal dalam tim juga turut berkontribusi pada keputusan ini. Meski PSSI memilih untuk tidak membongkar detail masalah tersebut demi menghormati Shin Tae-yong, beberapa peristiwa dalam tim, termasuk perbedaan pandangan tentang taktik dan pendekatan pelatih, memengaruhi keharmonisan dan kesolidan dalam tim. Salah satunya adalah peristiwa setelah pertandingan melawan Bahrain, di mana beberapa pemain merasa taktik yang diterapkan Shin tidak tepat, dan hal ini memicu ketegangan di ruang ganti.
Selain itu, meskipun Shin Tae-yong telah menyetujui kontrak yang mencakup kewajiban untuk belajar bahasa Indonesia, pada kenyataannya ia masih sering mengandalkan penerjemah dalam berkomunikasi dengan pemain. Hal ini menambah kesulitan dalam memberikan instruksi secara langsung dan bisa memengaruhi pemahaman pemain tentang taktik yang diberikan, khususnya dalam pertandingan penting.
Masalah Taktik dan Dampaknya pada Pemain
Pada pertandingan melawan China, yang berakhir dengan kekalahan 1-2, Shin Tae-yong membuat sejumlah keputusan kontroversial yang berimbas pada hasil pertandingan dan hubungan dalam tim. Salah satunya adalah keputusan untuk mencadangkan Thom Haye, yang dianggap sebagai salah satu gelandang terbaik Indonesia saat itu, serta mencabut ban kapten dari Jay Idzes. Shin juga mengubah posisi beberapa pemain, seperti Mees Hilgers, yang hanya bermain selama satu babak, dan tidak memainkan Eliano Reijnders, padahal pemain ini memiliki performa yang baik di klubnya, PEC Zwolle. Keputusan itu menambah ketegangan antara pelatih dan pemain serta semakin memperburuk komunikasi dalam tim.
Reaksi Pemain Terhadap Pemecatan
Meskipun terdapat dinamika internal yang memengaruhi hubungan antara pelatih dan pemain, banyak pemain Timnas Indonesia yang tetap mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan terhadap Shin Tae-yong. Beberapa pemain memberikan salam perpisahan melalui media sosial mereka. Jay Idzes, kapten Timnas Indonesia, mengungkapkan rasa terima kasih atas kenangan yang telah tercipta selama bekerja dengan Shin Tae-yong. Begitu pula dengan Asnawi Mangkualam, yang menyebutkan betapa besar cinta dan kepedulian Shin terhadapnya dan tim, serta Justin Hubner, yang menyatakan bahwa ia sangat kecewa dengan keputusan tersebut karena Shin telah membawanya dan Indonesia ke level yang lebih tinggi.
Pelatih Baru: Patrick Kluivert dan Tim Pelatih
Dengan pemecatan Shin Tae-yong, PSSI kini mencari pengganti yang dapat membawa Timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2026. Patrick Kluivert, legenda sepak bola asal Belanda, dipastikan akan menjadi pelatih baru, dengan didampingi oleh dua asisten pelatih berpengalaman: Alex Pastoor dan Denny Landzaat. Kluivert memiliki rekam jejak yang cemerlang sebagai pemain, dengan pengalaman di klub-klub besar Eropa seperti FC Barcelona dan AC Milan, serta pengalaman melatih di sejumlah tim. Kluivert diharapkan bisa membawa perubahan positif pada tim Garuda, terutama dalam menghadapi Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Alex Pastoor membawa pengalaman taktik yang kuat, serta kemampuan dalam membina pemain-pemain diaspora Indonesia, termasuk Thom Haye. Denny Landzaat, yang memiliki ikatan emosional dengan Indonesia, juga menjadi bagian penting dalam staf pelatih, dengan pengalamannya bermain di klub-klub besar Eropa dan dengan Timnas Belanda.
Tantangan Utama: Melobi Pemain Diaspora
Tantangan besar yang menanti Kluivert dan tim pelatihnya adalah meyakinkan pemain-pemain diaspora Indonesia untuk bergabung dengan Timnas Indonesia. Beberapa pemain keturunan Indonesia yang memiliki kualitas tinggi hingga kini belum tertarik untuk membela timnas. Dengan pengalaman Kluivert dan jaringan yang dimilikinya, diharapkan ia dapat memperkuat upaya PSSI dalam menarik pemain-pemain diaspora untuk memperkuat Timnas Indonesia.
Keputusan PSSI untuk memecat Shin Tae-yong mencerminkan pentingnya komunikasi yang efektif dan dinamika internal yang harmonis dalam sebuah tim. Meskipun Shin memiliki kontribusi besar dalam pengembangan tim, tantangan dalam hubungan dengan pemain dan taktik yang tidak selalu diterima dengan baik menjadi faktor penentu. Kini, dengan hadirnya Patrick Kluivert, Alex Pastoor, dan Denny Landzaat, Timnas Indonesia memasuki babak baru dengan harapan besar untuk meraih kesuksesan, terutama dalam persiapan menuju Piala Dunia 2026. Tugas berat menanti pelatih baru untuk membangun tim yang solid, serta meyakinkan pemain-pemain keturunan Indonesia untuk memperkuat Timnas di ajang internasional mendatang. (*)
Kategori :