Canggih! Ilmuwan akan Coba Ciptakan Gerhana Matahari Buatan

Rabu 08 Jan 2025 - 16:12 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co- Para ilmuwan dari Badan Antariksa Eropa (ESA) sedang mempersiapkan misi luar angkasa revolusioner yang bertujuan menciptakan gerhana Matahari buatan.

Misi ini, yang disebut Proba-3, akan melibatkan dua satelit yang terbang dengan presisi tinggi untuk menciptakan bayangan Matahari di ruang angkasa.

Tidak seperti gerhana biasa, gerhana buatan ini akan berlangsung lebih lama dan dapat diprediksi dengan lebih akurat.

Proba-3 merupakan proyek pertama ESA yang menggunakan teknik formation flying di orbit, di mana dua satelit akan berputar mengelilingi Bumi dengan posisi yang sangat tepat, bahkan pergeseran hanya beberapa milimeter pun akan dihindari.

Salah satu satelit membawa cakram penutup berdiameter 1,4 meter untuk menghalangi cahaya Matahari, sementara satelit lainnya dilengkapi instrumen untuk mengamati korona Matahari, lapisan luar atmosfer Matahari. Gabungan kedua satelit ini akan membentuk koronagraf raksasa sepanjang 150 meter.

Peluncuran Proba 3 telah diluncurkan dari Satish Dhawan Space Centre di India pada tanggal 7 Januari 2025. Setelah menempuh perjalanan empat bulan, satelit-satelit ini akan mencapai orbit elips yang memungkinkan mereka mendekati Bumi sejauh 595 km hingga lebih dari 59.000 km.

Selama dua tahun, satelit ini akan melakukan manuver formasi selama enam jam pada setiap orbit yang memakan waktu total 19,7 jam. Proba 3 diproyeksikan mampu menciptakan hingga 50 gerhana buatan per tahun yang masing-masing berlangsung selama enam jam.

Salah satu manfaat ilmiah utama dari misi ini adalah untuk mengungkap misteri suhu korona Matahari yang jauh lebih panas daripada permukaan Matahari.

Data yang diperoleh juga diharapkan memberikan wawasan lebih dalam mengenai cuaca Matahari, termasuk pelepasan massa koronal dan badai Matahari yang dapat mempengaruhi satelit dan sistem komunikasi di Bumi.

Selain itu, Proba-3 akan berfungsi sebagai ujian untuk teknologi masa depan, yang dapat digunakan dalam misi penyelamatan satelit atau pembersihan puing-puing di orbit. ESA juga melihat teknik formation flying sebagai potensi untuk membangun teleskop dan instrumen luar angkasa yang lebih besar dengan menggabungkan beberapa satelit dalam formasi presisi.

Hal ini membuka peluang baru dalam eksplorasi ruang angkasa, seperti mempelajari krisis iklim, objek di tata surya, dan bahkan mendeteksi planet di luar sistem bintang kita.

Dengan anggaran misi mencapai €200 juta atau sekitar Rp3,3 triliun, Proba-3 diharapkan dapat menghasilkan data pertama pada Maret 2025. Misi ini tidak hanya berpotensi membawa wawasan baru mengenai Matahari dan ruang angkasa, tetapi juga membuka jalan bagi teknologi luar angkasa yang lebih canggih di masa depan.

Kategori :