Masyarakat Bisa Jual Minyak Jelantah ke Pertamina dengan Harga Rp 6.000 per Liter, Ini Langkahnya

Kamis 16 Jan 2025 - 13:43 WIB
Reporter : Lusiana Purba
Editor : Mujitahidin

Radarlambar.Bacakoran.co - Kini, masyarakat yang memiliki minyak jelantah yang tidak digunakan di rumah bisa menyalurkan limbah tersebut ke PT Pertamina (Persero). Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga menawarkan program pengumpulan minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO) yang bisa dilakukan di sejumlah SPBU dan rumah sakit IHC Pertamina.

Program ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam mengelola minyak jelantah yang berasal dari konsumsi rumah tangga, serta untuk mendukung pengelolaan limbah yang lebih ramah lingkungan. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menjelaskan bahwa program ini terbuka untuk semua orang, tanpa prosedur yang rumit.

Untuk berpartisipasi, masyarakat hanya perlu mengunduh aplikasi MyPertamina dan melakukan registrasi. Setelah itu, mereka bisa datang ke salah satu dari tujuh lokasi pengumpulan yang telah disediakan, seperti SPBU dan rumah sakit yang sudah bekerja sama dengan Pertamina. Petugas di tempat tersebut akan memberikan bantuan terkait prosedur dan transaksi melalui aplikasi.

Sebagai imbalan, masyarakat yang menyerahkan minyak jelantah akan mendapatkan saldo e-wallet mulai dari Rp 6.000 per liter. Selain itu, mereka juga berkesempatan memperoleh e-voucher MyPertamina senilai Rp 25.000. Program ini, yang disebut Green Movement UCO, merupakan proyek percontohan yang dijalankan selama satu tahun dan bekerja sama dengan perusahaan penyedia UCOllect Box yang sudah terverifikasi secara internasional.
Saat ini, program ini telah tersedia di berbagai titik pengumpulan seperti Kantor Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat di Jakarta Pusat, Rumah Sakit Pertamina Pusat di Jakarta Selatan, dan beberapa SPBU lainnya di Jakarta, Bandung, serta Tangerang Selatan. Sejak diluncurkan pada 21 Desember 2024, Pertamina telah berhasil mengumpulkan lebih dari 1.000 liter minyak jelantah.

Minyak jelantah yang terkumpul nantinya akan diolah menjadi bahan bakar terbarukan, seperti HVO (Hydro Treated Vegetable Oil) dan bioavtur (Sustainable Aviation Fuel), sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung energi berkelanjutan. Heppy Wulansari menyebutkan bahwa program ini sejalan dengan tren global dalam pengelolaan limbah minyak jelantah dan mempercepat peralihan ke energi yang lebih ramah lingkungan, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. (*)

Kategori :