RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Yogyakarta dikenal luas sebagai jantung budaya Jawa dan penjaga warisan leluhur seperti batik. Namun, batik kini tak hanya dituangkan di atas kain atau ukiran kayu.
Di tangan para kreator inovatif, seni ini menemukan media baru yang tak biasa—bilah pisau logam. Sebuah inovasi yang memadukan fungsi dan keindahan dalam satu kesatuan yang harmonis.
Salah satu tokoh di balik lahirnya kreasi unik ini adalah Darmo Sudiman, atau yang akrab dipanggil Pak Diman, seorang pengrajin dari Krengseng, Bantul.
Ia memanfaatkan bahan lokal dan keterampilan tangan-tangan di sekitarnya untuk menciptakan pisau yang tak sekadar tajam, namun juga menyimpan nilai seni tinggi.
Gagang pisaunya dirancang bukan hanya sebagai pegangan, tetapi dihiasi dengan ukiran dan lukisan khas yang menambah nilai artistik. Beberapa bahkan dikemas dengan cara tak lazim, seperti menggunakan kabel jack, memberi sentuhan orisinalitas.
Pembuatan pisau batik logam ini melalui proses yang panjang dan penuh ketelitian. Dimulai dengan menggambar desain dasar pada lembaran logam, kemudian dipotong dan diasah hingga berbentuk mata pisau. Permukaan logam kemudian dipoles hingga bersih dan siap dihias.
Yang menjadi ciri khas karya Pak Diman adalah perbedaan motif di kedua sisi pisau—menegaskan keunikan setiap karya dan menandakan bahwa produk ini dibuat secara manual, bukan hasil cetakan massal.
Setelah dihias, bilah pisau direndam dalam larutan kimia selama dua hari. Proses ini membuat bagian logam yang tidak tertutup malam terkikis ringan, sementara area bermotif tetap utuh, menghasilkan motif timbul yang tahan lama.
Karya-karya ini tak hanya diminati di dalam negeri, namun juga telah menembus pasar internasional, seperti Malaysia dan Prancis.
Menariknya, semakin sering pisau digunakan, semakin jelas motif batik yang terlihat, menjadikannya sebagai benda pakai sekaligus seni yang "hidup" dan berkembang seiring waktu. Hingga kini, ratusan motif telah diciptakan Pak Diman, masing-masing menyimpan cerita visual yang berbeda.
Pisau batik logam ini menjadi contoh nyata bagaimana warisan budaya seperti batik bisa diinterpretasi ulang dalam bentuk yang modern dan fungsional. Ia bukan hanya alat, tapi juga simbol dari semangat inovasi dan kecintaan terhadap budaya tanah air.(*)