Radarlambar.Bacakoran.co — Komitmen Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam mendorong pemanfaatan energi terbarukan mendapat apresiasi dari Pemerintah Inggris. Dalam kunjungan resminya, Wakil Menteri Urusan Parlemen Inggris untuk Keamanan Energi dan Nol Emisi Karbon, Kerry McCarthy, meresmikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Pandanduri di Kabupaten Lombok Timur.
McCarthy bahkan sampai memuji kolaborasi antara Indonesia dan Inggris dalam menghadirkan solusi energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Ia menilai proyek PLTMH Pandanduri bukan hanya sebagai upaya memenuhi kebutuhan energi lokal, tetapi juga sebagai bagian dari kontribusi global dalam menanggulangi krisis iklim.
"Inisiatif seperti ini memiliki arti besar, tidak hanya untuk komunitas sekitar, tetapi juga bagi masa depan energi global yang lebih bersih," ujar McCarthy saat meresmikan PLTMH yang berlokasi di Bendungan Pandanduri.
Potensi Energi Terbarukan NTB Dilirik Dunia
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menegaskan besarnya potensi daerahnya dalam sektor energi terbarukan, terutama panas bumi (geotermal) dan mikrohidro. Ia menjelaskan bahwa posisi geografis NTB yang berada dekat jalur vulkanik menjadikannya wilayah dengan cadangan panas bumi yang melimpah.
"NTB ini berada dekat dengan banyak gunung berapi, sehingga kami memiliki ratusan titik potensi geotermal, dan kami juga kaya akan sumber daya air dari danau dan sungai yang ada di sekitar Gunung Rinjani. Ini adalah peluang besar untuk membangun pembangkit listrik mikrohidro dalam jumlah yang besar juga," jelas Iqbal.
Langkah Strategis Menuju Transisi Energi
Pemerintah Provinsi NTB, menurut Iqbal, juga tengah mengevaluasi ulang kebijakan energi daerah agar lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan akan energi bersih. Ia berharap langkah ini bisa menarik lebih banyak investasi serta mempercepat pembangunan pembangkit energi baru dan terbarukan di wilayahnya.
PLTMH Pandanduri kini menjadi bukti konkret kolaborasi lintas sektor, dimana proyek ini dibangun melalui kerja sama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan PT Brantas Energi, dengan kapasitas 2 x 290 kilowatt (KW). Energi yang dihasilkan akan dimanfaatkan untuk memperkuat jaringan listrik di wilayah Lombok Timur khususnya bagi masyarakat di sekitar bendungan.