Warga Mutaralam-Karangagung Desak Penanganan Longsor

Selasa 13 May 2025 - 17:46 WIB
Reporter : Rinto Arius
Editor : Nopriadi

WAYTENONG – Harapan besar datang dari warga dua pekon di Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat—yakni Pekon Mutar Alam dan Pekon Karang Agung. Mereka meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Barat segera melakukan penanganan serius terhadap bencana longsor yang telah bertahun-tahun mengancam keselamatan mereka.

 

Tanah longsor yang terjadi di dua titik strategis wilayah tersebut bukan lagi fenomena baru. Sudah berlangsung selama sekitar empat tahun, namun hingga kini belum ada langkah konkret untuk menyelesaikan persoalan tersebut secara menyeluruh. Meski pernah dilakukan upaya peninjauan dan sedikit perbaikan bersifat preventif, namun kerusakan terus berlanjut dan ancaman terhadap pemukiman warga semakin nyata.

 

Di Pekon Mutar Alam, longsor terjadi tepat di lingkungan kantor kecamatan, dekat kawasan pasar. Lokasi ini sangat vital karena menjadi pusat aktivitas masyarakat, baik dari segi administrasi pemerintahan maupun perputaran ekonomi warga. Kerusakan akibat longsor sudah merambah ke pemukiman dan bahkan menyeret beberapa rumah warga.

 

Sementara di Pekon Karang Agung, titik longsor berada di kawasan Pasar Senen, wilayah padat penduduk yang juga berbatasan langsung dengan Kelurahan Pajar Bulan. Titik ini bukan hanya aktif secara ekonomi, tetapi juga menjadi jalur penghubung penting antarwilayah, sehingga kerusakan yang terjadi memiliki dampak sistemik bagi masyarakat sekitar.

 

Jefri Ardiansyah, salah satu warga yang rumahnya terdampak, mengungkapkan kekhawatiran yang mendalam atas lambannya penanganan. Menurutnya, setiap musim hujan, longsor susulan hampir selalu terjadi dan menambah panjang kerusakan.

 

"Kalau tidak salah, longsor ini sudah terjadi empat tahun. Tapi penanganan yang benar-benar menyentuh akar masalah belum pernah dilakukan. Setiap tahun rumah yang terdampak bertambah. Sekarang warga hidup dengan rasa was-was,” ujarnya.

 

Ia berharap pemerintah tidak lagi melakukan tindakan setengah hati. “Kami mohon agar ada tindakan nyata dan menyeluruh, bukan sekadar perbaikan kecil yang rusak kembali dalam waktu singkat,” tambahnya.

 

Diketahui, pemerintah daerah sebenarnya sudah beberapa kali meninjau lokasi dan sempat melakukan pemasangan jalur air sebagai langkah pencegahan. Namun, perbaikan itu bersifat sementara dan kini kondisinya pun sudah rusak.

Kategori :