Radarlambar.bacakoran.co- Musim haji tahun 2025 telah resmi dimulai. Kloter pertama jemaah Indonesia diberangkatkan dari Embarkasi Haji Jakarta di Pondok Gede menuju Bandara Soekarno-Hatta, pada 1 Mei 2025. Total kuota haji yang diberikan kepada Indonesia mencapai 221.000 orang. Rinciannya terdiri dari 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus. Jumlah tersebut lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 241.000 jemaah.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief, menyatakan bahwa pembagian kuota ini sudah mempertimbangkan proporsi kebutuhan nasional dan efisiensi pelaksanaan haji. Ia juga menekankan perlunya kesiapan jemaah, terutama dalam aspek pembiayaan karena pengaruh kurs mata uang asing terhadap rupiah berpotensi membuat pengeluaran membengkak.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pengeluaran rata-rata warga Indonesia untuk haji dan umrah di Arab Saudi mencapai lebih dari Rp 40 juta per orang. Penguatan nilai riyal terhadap rupiah memperburuk kondisi ini.
Hingga pertengahan Mei 2025, nilai tukar rupiah terhadap riyal Saudi naik 2,31 persen secara tahunan, dari Rp 4.282 menjadi Rp 4.381 per 1 riyal. Konsekuensinya, uang saku jemaah yang disediakan dalam bentuk rupiah akan bernilai lebih kecil jika ditukar di Arab Saudi.
Kepala Biro Humas dan Informasi BPKH, Riza Yulita, menyebutkan bahwa selisih nilai tukar ini dapat memengaruhi daya beli jemaah. Sebagai ilustrasi, uang sebesar Rp 40 juta yang tahun lalu setara dengan SAR 9.422, kini hanya bisa ditukar menjadi SAR 9.130. Ia menyarankan jemaah menyesuaikan anggaran dengan kebutuhan prioritas selama berada di Tanah Suci.
Di sisi lain, jalur haji khusus atau dikenal sebagai ONH Plus terus diminati. Data dari sejumlah Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) menunjukkan biaya ONH Plus bervariasi antara USD 11.500 hingga USD 44.000, atau setara dengan Rp 190 juta hingga Rp 728 juta, tergantung fasilitas yang ditawarkan.
Layanan tersebut biasanya mencakup tiket pesawat pulang-pergi, akomodasi hotel di Makkah dan Madinah, makan tiga kali sehari, serta transportasi selama di Arab Saudi.
Untuk program haji furoda, yakni jalur non-kuota yang menggunakan visa undangan resmi dari pemerintah Arab Saudi, biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih besar. Ketua Umum Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH), Muhammad Firman Taufik, menyebutkan biaya haji furoda pada tahun 2024 berkisar antara Rp 373 juta hingga Rp 975 juta.
Ia mengingatkan bahwa biaya ini dapat naik hingga menembus angka Rp 1 miliar apabila nilai tukar dolar terus menguat. Namun, program furoda memang menawarkan kenyamanan lebih, seperti lokasi penginapan yang dekat dengan Masjidil Haram, serta layanan premium lainnya.
Dari segi wisata religi, Arab Saudi tetap menjadi destinasi utama jemaah Indonesia. Sekitar 88 persen perjalanan wisata warga Indonesia ke Timur Tengah ditujukan untuk ibadah haji dan umrah, jauh melebihi angka kunjungan ke negara lain seperti Uni Emirat Arab maupun Qatar. Rata-rata pengeluaran warga Indonesia ke Arab Saudi juga hampir dua kali lipat lebih besar dibanding ke negara-negara ASEAN.
Kementerian Agama mengimbau masyarakat untuk merencanakan ibadah haji secara matang, terutama dalam memilih jalur keberangkatan, memperhatikan fluktuasi kurs, dan memahami hak serta kewajiban mereka sebagai jemaah. Pemerintah juga terus berupaya menjaga transparansi biaya dan kualitas layanan dalam penyelenggaraan haji setiap tahunnya.(*)