Setelah Tiga Dekade, Tikus Wol Papua Nugini Akhirnya Tertangkap Kamera

Jumat 23 May 2025 - 15:02 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

Radarlambar.bacakoran.co -Selama bertahun-tahun, keberadaan tikus wol berbulu tebal dari pegunungan tinggi Papua Nugini hanya dikenal lewat cerita dan spesimen museum. Namun kini, misteri itu akhirnya terpecahkan: spesies langka bernama Mallomys istapantap berhasil difoto untuk pertama kalinya di habitat aslinya.

Spesies pengerat besar ini pertama kali dideskripsikan secara ilmiah pada 1989, berdasarkan spesimen yang dikumpulkan puluhan tahun sebelumnya. Selama tiga dekade setelahnya, tak ada dokumentasi visual, apalagi catatan perilaku atau habitat di alam liar.

Perjalanan Menembus Pegunungan
Terobosan ini dicapai oleh František Vejmělka, kandidat doktor dari Czech Academy of Sciences, yang melakukan ekspedisi selama enam bulan ke hutan-hutan terpencil di Papua Nugini. Kunci keberhasilannya adalah kolaborasi erat dengan pemburu dan pemandu lokal dari komunitas adat di sekitar Gunung Wilhelm, puncak tertinggi di negara tersebut.

“Kalau bukan karena para pemburu lokal yang memandu saya dan membantu menemukan hewan-hewan ini, saya tidak akan bisa mendokumentasikannya,” kata Vejmělka dalam keterangannya.

Selain tikus wol, ekspedisi ini juga berhasil mengidentifikasi secara genetik 61 spesies rodensia dan marsupial non-terbang—menunjukkan betapa kayanya keanekaragaman hayati di kawasan ini.

Mamalia Malam dari Pegunungan Tinggi
Tikus wol Papua ini hidup di wilayah pegunungan pada ketinggian sekitar 3.600 meter di atas permukaan laut. Mereka aktif pada malam hari, mencari makanan berupa tumbuhan, dan menghabiskan siang hari dengan bersembunyi di liang tanah atau beristirahat di kanopi pohon tinggi.

Dalam publikasi ilmiahnya di jurnal Mammalia, Vejmělka mencatat bahwa mamalia ini berukuran cukup besar untuk seekor tikus: panjang tubuh dan ekornya bisa mencapai 85 cm, dengan berat sekitar 2 kilogram. Cakar dan kakinya yang besar memberi kesan kuat dan unik.

Jendela ke Dunia yang Belum Dikenal
Penemuan ini menjadi pengingat bahwa masih banyak spesies besar dan unik di dunia yang belum dikenal atau terdeskripsikan secara rinci. Daerah tropis pegunungan seperti Papua Nugini adalah tempat dengan keanekaragaman hayati luar biasa yang masih minim penelitian dibandingkan kawasan lain seperti Amerika Selatan atau Asia Tenggara.

“Sungguh luar biasa bahwa makhluk sebesar ini hampir tidak diketahui oleh sains,” ujar Vejmělka. “Bayangkan berapa banyak spesies lain yang masih tersembunyi di balik hutan dan gunung.”

Konservasi Melalui Kolaborasi
Penemuan ini juga menegaskan pentingnya keterlibatan komunitas adat dalam riset dan konservasi. Mereka tidak hanya menjadi penjaga ekosistem, tetapi juga penyedia pengetahuan lokal yang sangat penting dalam menjelajahi dan melestarikan alam liar.

Kisah tikus wol Papua bukan hanya tentang penemuan hewan langka, melainkan juga tentang kolaborasi lintas budaya dan harapan untuk masa depan konservasi. Di balik lebatnya hutan dan curamnya lereng pegunungan, masih banyak kisah alam yang belum terungkap—dan ini mungkin baru permulaan. (*)

Kategori :