ESA Ciptakan Gerhana Matahari Buatan, Terobos Inovasi Sains Luar Angkasa

Jumat 20 Jun 2025 - 14:16 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co- Badan Antariksa Eropa (ESA) meluncurkan sebuah eksperimen revolusioner dengan menciptakan gerhana Matahari buatan menggunakan dua satelit. Proyek ambisius ini bertujuan membuka tabir korona Matahari—lapisan luar atmosfer Matahari yang selama ini hanya dapat diamati secara optimal saat gerhana total alami.

Eksperimen dilakukan melalui misi Proba-3, yang melibatkan dua satelit bernama *Coronagraph* dan *Occulter*. Keduanya ditempatkan dalam formasi presisi dengan jarak 130 meter di luar angkasa. Saat *Occulter* menghalangi cahaya langsung dari Matahari, *Coronagraph* menggunakan instrumen optik canggih bernama ASPIICS untuk merekam citra korona secara detail.

Selama beberapa jam, kedua satelit ini mengorbit dalam sinkronisasi tanpa kendali langsung dari Bumi. Formasi ini menciptakan bayangan buatan secara presisi yang memungkinkan pemantauan korona berlangsung tanpa gangguan cahaya dari cakram Matahari—sebuah metode yang sebelumnya hanya dimungkinkan lewat gerhana alami yang berlangsung dalam durasi sangat singkat.

Menurut keterangan ESA, eksperimen ini telah menghasilkan sepuluh gerhana buatan, dengan durasi terlama mencapai lima jam. Ini menandai pencapaian penting karena sebelumnya tak ada misi antariksa lain yang mampu menjaga formasi setepat ini dalam waktu yang lama.

Manfaat utama dari misi ini terletak pada kemampuannya dalam menyediakan data berkualitas tinggi untuk memahami korona Matahari secara lebih mendalam. Penelitian ini penting untuk mengetahui asal mula angin Matahari, mekanisme lontaran massa korona (CME), serta dampaknya terhadap cuaca antariksa yang bisa memengaruhi teknologi dan komunikasi di Bumi.

Foto-foto hasil observasi dikumpulkan dan diolah oleh tim ilmuwan di Observatorium Kerajaan Belgia, yang turut bekerja sama dalam pemodelan komputer korona. Data ini juga akan memperkaya simulasi prediksi cuaca antariksa yang semakin krusial di era modern, terutama bagi industri satelit, penerbangan, dan infrastruktur digital.

Dengan keberhasilan ini, Eropa mencatatkan sejarah sebagai pelopor dalam teknologi observasi Matahari berbasis gerhana buatan. Misi Proba-3 dinilai mampu membawa pemahaman baru terhadap fenomena Matahari yang selama ini menjadi tantangan besar dunia sains.(*)

Kategori :