Radarlambar.bacakoran.co -Setelah 12 hari konflik bersenjata yang intens dengan Israel, Iran bersiap menggelar upacara pemakaman kenegaraan untuk menghormati para perwira tinggi militer dan ilmuwan nuklir yang gugur dalam pertempuran. Upacara ini akan dilaksanakan pada Sabtu, 28 Juni 2025, sebagai bentuk penghormatan nasional terhadap para tokoh yang dianggap sebagai martir.
Berdasarkan laporan media pemerintah Iran, pemakaman akan dimulai pada pukul 08.00 waktu setempat, melibatkan berbagai unsur pemerintahan dan militer. Sementara itu, Panglima Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, yang turut menjadi korban dalam serangan, dijadwalkan dimakamkan lebih awal pada Kamis, 26 Juni 2025, di wilayah Iran tengah.
Selama dua belas hari perang, Iran kehilangan 11 perwira tinggi dan tujuh ilmuwan nuklir. Konflik ini juga menelan korban dari kalangan sipil, dengan jumlah korban tewas di Iran mencapai sedikitnya 610 orang dan lebih dari 4.700 lainnya mengalami luka-luka. Di pihak Israel, 28 orang tercatat meninggal dunia.
Konflik bermula pada 13 Juni, ketika Israel melancarkan serangan udara besar-besaran dengan dalih melumpuhkan fasilitas nuklir Iran. Serangan ini menargetkan sejumlah pangkalan militer serta para tokoh penting dalam pengembangan program nuklir Iran.
Sebagai respons, Iran segera meluncurkan serangan balasan berupa rudal ke berbagai wilayah Israel. Jual-beli serangan antara kedua negara berlangsung selama lebih dari sepekan, meningkatkan ketegangan regional secara drastis.
Situasi semakin memanas saat Amerika Serikat turut campur, menyerang tiga situs nuklir Iran pada dini hari 22 Juni. Presiden AS Donald Trump pun mengancam akan melakukan serangan yang lebih dahsyat jika Iran tidak menghentikan perlawanan.
Namun, pada 24 Juni, suasana berubah setelah kedua negara menyepakati gencatan senjata. Kesepakatan ini dikonfirmasi oleh masing-masing pihak, membawa harapan akan redanya konflik terbuka yang telah menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan.
Meski pertempuran telah berhenti, dampak dari perang singkat namun brutal ini masih menyisakan luka mendalam, baik secara politik maupun kemanusiaan. Upacara pemakaman nasional di Iran pun menjadi simbol duka dan perlawanan atas konflik yang baru saja mereda. (*)
Kategori :