Radarlambar.bacakoran.co- Objek antarbintang yang baru-baru ini ditemukan dan dikonfirmasi oleh NASA dan International Astronomical Union, kini telah mendapatkan nama resmi 3I/ATLAS atau C/2025 N1 (ATLAS). Benda langit ini dipastikan sebagai komet yang berasal dari luar Tata Surya dan saat ini tengah melintasi wilayah dalam sistem planet kita dengan kecepatan luar biasa.
3I/ATLAS pertama kali terdeteksi dalam data teleskop ATLAS yang mencakup langit dari Hawaii, Chili, hingga Afrika Selatan. Kecepatannya mencapai sekitar 245.000 kilometer per jam dan menempuh jalur lintasan lurus tanpa tertarik signifikan oleh gravitasi Matahari. Ciri tersebut mengindikasikan bahwa benda ini tidak terikat pada orbit khas objek dalam Tata Surya.
Menurut NASA, komet antarbintang ini kemungkinan memiliki ukuran mencapai 20 kilometer dan menunjukkan ciri khas komet aktif, seperti awan gas terang atau koma dan kemungkinan ekor. Saat ini, posisinya berada sekitar 4,5 kali lebih jauh dari Matahari dibandingkan jarak antara Bumi dan Matahari.
3I/ATLAS dijadwalkan mencapai jarak terdekatnya dengan Matahari (perihelion) pada 30 Oktober mendatang, yakni sekitar 1,4 satuan astronomi. Sebelumnya, komet ini juga akan melintas dekat dengan Mars, berjarak sekitar 0,4 satuan astronomi. Namun, saat berada pada titik terdekat dengan Matahari, Bumi akan berada di sisi sebaliknya sehingga tidak akan mengalami paparan langsung dari objek ini.
Diperkirakan, 3I/ATLAS akan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi pada bulan Desember 2025. Meski demikian, jarak minimum komet ini tetap berada pada angka aman, yakni sekitar 1,6 satuan astronomi, atau lebih dari dua kali jarak Bumi ke Matahari. Oleh karena itu, badan antariksa Amerika tersebut memastikan bahwa komet ini tidak membawa risiko apapun bagi keselamatan planet Bumi.
Kedatangan 3I/ATLAS menjadikannya objek antarbintang ketiga yang terdeteksi dan dipelajari manusia, menyusul 'Oumuamua pada 2017 dan 2I/Borisov pada 2019. Penemuan ini memperkuat dugaan para ilmuwan bahwa masih banyak objek luar Tata Surya yang masuk ke lingkungan kosmik kita, namun belum terpantau sepenuhnya oleh sistem deteksi saat ini.(*)