Allah telah menetapkan kewajiban atas diri-Nya sendiri, yaitu rahmah (kasih sayang). Diksi yang dipilih adalah kataba (kalimat aktif).
Kata ini justru dipakai Allah ketika menetapkan kewajiban bagi Allah, dan tidak lain kewajiban itu berupa rahmah kepada kita semua.
Kesimpulannya, untuk kewajiban yang memberatkan hambaNya, Allah menggunakan redaksi pasif “kutiba ‘alaykum” (diwajibkan atas kalian) tanpa menyebut langsung siapa pemberi perintah.
Terhadap diriNya sendiri, Allah menggunakan kalimat aktif “kataba ‘ala“, dan itu pun hasilnya berupa rahmah.
Dengan demikian baik kewajiban untuk kita maupun kewajiban yang Allah tetapkan sendiri untuk diri-Nya, entah menggunakan diksi aktif atau pasif, semuanya mencerminkan kemahalembutan dan kemahapemurahan Allah SWT. (*)