Polisi Kawal Aksi Damai Pendukung Paslon Nomor Urut 2 di Metro
Ratusan massa dari organisasi masyarakat Gerakan Bersama (GEBER), pendukung pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Metro nomor urut 02 Wahdi-Qomaru, menggelar aksi unjuk rasa damai di Tugu Pena dan Kantor KPU Kota Metro, Kamis (21/11) Foto Humas Pol--
Radarlambar.bacakoran.co – Ratusan pendukung pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Metro nomor urut 02, Wahdi-Qomaru, yang tergabung dalam organisasi masyarakat Gerakan Bersama (GEBER), menggelar aksi unjuk rasa damai di Tugu Pena dan Kantor KPU Kota Metro pada Kamis (21/11). Aksi ini digelar sebagai bentuk protes terhadap keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Metro yang membatalkan pencalonan pasangan tersebut dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Para pendukung pasangan Wahdi-Qomaru menuntut agar KPU Kota Metro membatalkan dua keputusan yang telah dikeluarkan, yaitu Keputusan Nomor 421 dan 422 Tahun 2024. Keputusan tersebut menyatakan bahwa Pilkada Kota Metro hanya akan diikuti oleh satu pasangan calon. Massa yang menggelar aksi tersebut merasa bahwa keputusan KPU tersebut tidak adil, dan mereka berharap agar pasangan yang mereka dukung diberi kesempatan untuk ikut serta dalam kontestasi Pilkada.
Dalam menjaga kelancaran dan ketertiban selama aksi berlangsung, pihak kepolisian melakukan pengawalan. Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadillah Astutik, menjelaskan bahwa kehadiran polisi bertujuan untuk memastikan keamanan dan menjaga agar aksi unjuk rasa berlangsung sesuai dengan peraturan yang ada. Polisi juga memberikan apresiasi terhadap sikap tertib para peserta aksi yang menunjukkan kedewasaan dalam berdemokrasi.
Aksi yang dimulai sekitar pukul 10.30 WIB berakhir pada pukul 12.00 WIB, dengan massa membubarkan diri secara damai tanpa ada insiden berarti. Meski demikian, aparat kepolisian tetap siaga di lokasi untuk memastikan situasi tetap aman dan kondusif. Kepolisian juga mengimbau masyarakat agar menunggu keputusan resmi dari KPU RI dan tidak mengambil langkah-langkah yang dapat merusak ketertiban umum.
Aksi ini menunjukkan bahwa meskipun ada ketegangan terkait keputusan KPU, masyarakat Kota Metro tetap mengedepankan cara damai dalam menuntut keadilan dan transparansi dalam proses pemilu. Ke depannya, diharapkan proses demokrasi di Kota Metro dapat berjalan lancar dan adil sesuai dengan aturan yang berlaku. (*)