Tambal Sulam Jalan Nasional Diduga Dikerjakan Asal-asalan, Warga Pertanyakan Kualitas
Pengerjaan proyek tambal sulam pada ruas jalan nasional di Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat mendapat sorotan tajam dari masyarakat setempat. -Foto Rinto Arius -
SEKINCAU – Pengerjaan proyek tambal sulam pada ruas jalan nasional di Kecamatan Sekincau, Kabupaten Lampung Barat, mendapat sorotan tajam dari masyarakat setempat. Proyek yang seharusnya meningkatkan kualitas dan daya tahan jalan ini, diduga dikerjakan dengan tidak memenuhi standar teknis yang telah ditetapkan.
Pada Selasa, 10 Desember 2024, sejumlah kejanggalan ditemukan di lapangan. Salah satunya, setelah aspal dihamparkan, tidak tampak dilakukan pemadatan menggunakan alat berat seperti vibratory roller, yang biasanya digunakan untuk memastikan kepadatan dan kekuatan lapisan aspal. Sebaliknya, pemadatan tampak hanya mengandalkan kendaraan umum yang melintas, yang jelas tidak cukup efektif untuk tujuan tersebut.
Selain itu, banyak titik lubang di jalan yang tampak dibiarkan terbuka tanpa pengerjaan lebih lanjut. Beberapa bagian jalan bahkan terlihat masih berlobang, yang jelas membahayakan keselamatan pengguna jalan, terutama kendaraan roda dua dan roda empat.
“Jika pengerjaan jalan seperti ini, kami sangat meragukan daya tahannya. Apalagi jalan ini merupakan jalur nasional yang dilalui banyak kendaraan berat setiap harinya. Kalau memang tidak sesuai dengan spesifikasi, tentu saja masyarakat yang akan dirugikan,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Jalan nasional di Kecamatan Sekincau merupakan jalur strategis dengan tingkat kepadatan kendaraan yang tinggi, termasuk truk besar yang mengangkut barang-barang berat. Oleh karena itu, pengerjaan proyek pada ruas jalan ini seharusnya dilakukan dengan standar yang ketat, demi menjamin keamanan dan daya tahan jalan.
Namun, ketidaksesuaian dalam pelaksanaan proyek ini menimbulkan kekecewaan dari masyarakat. Mereka mempertanyakan pengawasan dari pihak berwenang dan menginginkan evaluasi segera dilakukan terhadap kualitas pengerjaan jalan tersebut.
Warga berharap pemerintah dan dinas terkait segera turun tangan untuk memeriksa dan memastikan bahwa proyek ini dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Jika tidak ada tindakan cepat, mereka khawatir kerusakan jalan akan cepat terjadi lagi, yang tentunya akan mempengaruhi perekonomian daerah dan keselamatan pengguna jalan.
“Masyarakat sangat berharap ada tindakan tegas dari pemerintah. Kalau proyek ini dibiarkan tanpa pengawasan yang ketat, jalan ini bisa cepat rusak kembali. Padahal, anggaran yang dikeluarkan untuk proyek seperti ini pasti tidak sedikit,” tambah narasumber tersebut.
Kasus ini kembali menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur yang menggunakan dana publik. Masyarakat menilai, pengawasan yang lemah akan berujung pada pemborosan anggaran dan kerugian ekonomi yang lebih besar di kemudian hari.
Hingga berita ini diturunkan, pihak pemerintah daerah maupun pelaksana proyek belum memberikan tanggapan resmi terkait tuduhan tersebut. Namun, warga berharap laporan ini mendapat perhatian serius dari pihak yang berwenang agar kualitas jalan, yang menjadi salah satu urat nadi perekonomian Lampung Barat, dapat terjamin dan memberikan manfaat jangka panjang bagi semua pengguna jalan. (rinto/nopri)