Indonesia Butuh Rp17.820 T untuk Bangun Pembangkit Listrik Sampai 2060

Ilustrasi pembangunan pembangkit listrik. Foto/Net--

Radarlambar.bacakoran.co- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, mengungkapkan bahwa Indonesia memerlukan dana sebesar US$1,1 triliun atau sekitar Rp17.820 triliun hingga tahun 2060 untuk pembangunan pembangkit listrik.

Kebutuhan dana ini tercantum dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2025-2060 yang disusun untuk mendukung visi Presiden Prabowo dalam mewujudkan swasembada energi.

Dalam rapat dengan Komisi XII DPR RI, Yuliot menjelaskan bahwa investasi yang dibutuhkan untuk membangun pembangkit listrik tersebut diperkirakan mencapai sekitar US$30 miliar atau setara dengan Rp486 triliun setiap tahunnya.

Angka ini mencakup berbagai kebutuhan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, termasuk proyek-proyek konversi energi fosil menjadi energi hijau.

Untuk mencapai target besar ini, pemerintah memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk kontribusi dari sektor swasta.

RUKN 2025-2060 akan menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) oleh PT PLN Persero dan pemegang wilayah usaha lainnya.

Yuliot menjelaskan bahwa RUKN disusun berdasarkan kapasitas infrastruktur yang ada saat ini, serta mempertimbangkan rencana proyek di setiap daerah sebagai baseline.

Dalam penyusunan RUKN, juga diperhatikan faktor-faktor seperti kebutuhan kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, hilirisasi, serta pusat-pusat kelautan, perikanan, dan destinasi pariwisata prioritas.

Lebih lanjut, kebijakan ini juga menekankan pentingnya mengoptimalkan potensi energi baru terbarukan (EBT) di seluruh wilayah Indonesia.

Yuliot menegaskan bahwa untuk mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan dan pencapaian net zero emission, dukungan dari semua pihak sangat diperlukan.

Pemerintah juga menargetkan pada tahun 2060 konsumsi listrik per kapita dapat mencapai 5.038 kWh, yang sejalan dengan target yang telah ditetapkan dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN).(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan