8 Tradisi Menyambut Ramadan di Indonesia

Reporter: Yayan Prantoso |

Editor: Budi Setiawan |

Senin , 24 Feb 2025 - 18:01

Tradisi menyambut bulan Ramadan/ Foto--net--

Melalui Malamang, masyarakat mempererat hubungan sosial sambil menikmati hasil kebersamaan yang sederhana namun penuh makna.

6.Meugang (Aceh)

Dalam tradisi ini, masyarakat Aceh memasak daging sapi, kambing, atau kerbau sehari sebelum Ramadan dimulai.

Daging yang telah dimasak kemudian dibagikan kepada keluarga, kerabat, dan yatim piatu.

Meugang menjadi cara untuk berbagi kebahagiaan dan rasa syukur atas segala rezeki yang telah diberikan Tuhan, sekaligus mempererat persaudaraan antar sesama.

7.Mattunu Solong (Sulawesi Barat)

Di Sulawesi Barat, khususnya di Polewali Mandar, masyarakat melaksanakan tradisi Mattunu Solong yang melibatkan penyalakan pelita tradisional dari buah kemiri dan kapuk.

Pelita-pelita ini diletakkan di berbagai tempat di rumah, seperti pagar, anak tangga, dan dapur.

Tradisi ini dipercaya dapat mendatangkan berkah dan kesehatan, sehingga umat Islam dapat menjalani ibadah puasa dengan lancar dan penuh kebahagiaan.

Mattunu Solong juga merupakan doa agar kehidupan tetap diberkahi oleh Tuhan selama bulan Ramadan.

8.Megibung (Bali)

Di Bali, tepatnya di Kabupaten Karangasem, tradisi Megibung menjadi cara masyarakat setempat untuk mempererat persaudaraan.

8 tradisi menyambut ramadan di indonesia                            radarlambar.bacakoran.co - bulan ramadan yang penuh berkah akan segera tiba, dan masyarakat indonesia menyambutnya dengan penuh suka cita. 
setiap daerah di indonesia memiliki cara khas dalam menyambut bulan suci ini, yang diwariskan secara turun-temurun sebagai bagian dari pelestarian budaya dan adat istiadat. 
berbagai tradisi ini bukan hanya sekadar kegiatan rutin, tetapi juga mengandung makna mendalam yang dapat memperkuat rasa kebersamaan, mempererat tali silaturahmi, serta menjadi sarana penyucian diri baik secara fisik maupun spiritual.
masing-masing tradisi ini memiliki tujuan yang sama, yaitu mempersiapkan umat muslim untuk menyambut ramadan dengan hati yang bersih dan penuh rasa syukur. 
berikut adalah 8 tradisi khas dari berbagai daerah di indonesia yang menjadi simbol persatuan dan kebersamaan dalam menyambut ramadan.
 
1.nyorog (jakarta)
di jakarta, tradisi yang dikenal dengan nama nyorog mengajak masyarakat untuk memberikan bingkisan berupa makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua atau tokoh masyarakat. 
tidak hanya sebagai penghormatan, tradisi ini juga bertujuan mempererat hubungan antar keluarga dan masyarakat. 
melalui nyorog, warga jakarta memupuk rasa saling peduli dan menjaga hubungan baik antar sesama, sambil merayakan kedatangan bulan suci.
 
2.cucurak (jawa barat)
masyarakat sunda di jawa barat memiliki tradisi cucurak, yang melibatkan pertemuan keluarga besar untuk makan bersama dengan hidangan khas seperti nasi liwet, tempe, ikan asin, sambal, dan lalapan. 
makan bersama ini dilakukan sambil duduk lesehan di atas daun pisang, menciptakan suasana keakraban dan kebersamaan. 
selain menjadi ajang berkumpul, cucurak juga memiliki tujuan untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan tuhan serta memperkuat tali silaturahmi di antara anggota keluarga dan tetangga.
 
3.padusan (yogyakarta)
tradisi padusan yang berasal dari yogyakarta melibatkan kegiatan mandi sebagai simbol penyucian diri sebelum memasuki bulan ramadan. 
masyarakat yogyakarta meyakini bahwa padusan adalah waktu yang tepat untuk merenung dan melakukan introspeksi diri. 
melalui tradisi ini, umat islam mempersiapkan diri secara spiritual, membersihkan hati, dan memulai ramadan dengan penuh ketulusan dan kesiapan untuk menjalankan ibadah puasa.
 
4.marpangir (sumatera utara)
masyarakat sumatera utara dikenal dengan tradisi marpangir, yang melibatkan mandi dengan menggunakan dedaunan dan rempah-rempah, seperti daun pandan, serai, dan bunga mawar. 
tradisi ini memiliki tujuan untuk membersihkan diri secara lahiriah dan rohaniah, serta mempersiapkan diri menyambut bulan ramadan. 
marpangir dipercaya dapat membawa kedamaian dan keberkahan, sehingga umat islam dapat menjalani ibadah puasa dengan hati yang tenang.
 
5.malamang (sumatera barat)
di sumatera barat, tradisi malamang merupakan cara masyarakat minangkabau menyambut ramadan dengan memasak lemang, makanan tradisional yang terbuat dari nasi yang dimasak dalam bambu dengan santan. 
proses pembuatan lemang dilakukan bersama-sama oleh masyarakat, sehingga menciptakan suasana kebersamaan dan gotong-royong. 
melalui malamang, masyarakat mempererat hubungan sosial sambil menikmati hasil kebersamaan yang sederhana namun penuh makna.
 
6.meugang (aceh)
dalam tradisi ini, masyarakat aceh memasak daging sapi, kambing, atau kerbau sehari sebelum ramadan dimulai. 
daging yang telah dimasak kemudian dibagikan kepada keluarga, kerabat, dan yatim piatu. 
meugang menjadi cara untuk berbagi kebahagiaan dan rasa syukur atas segala rezeki yang telah diberikan tuhan, sekaligus mempererat persaudaraan antar sesama.
 
7.mattunu solong (sulawesi barat)
di sulawesi barat, khususnya di polewali mandar, masyarakat melaksanakan tradisi mattunu solong yang melibatkan penyalakan pelita tradisional dari buah kemiri dan kapuk. 
pelita-pelita ini diletakkan di berbagai tempat di rumah, seperti pagar, anak tangga, dan dapur. 
tradisi ini dipercaya dapat mendatangkan berkah dan kesehatan, sehingga umat islam dapat menjalani ibadah puasa dengan lancar dan penuh kebahagiaan. 
mattunu solong juga merupakan doa agar kehidupan tetap diberkahi oleh tuhan selama bulan ramadan.
 
8.megibung (bali)
di bali, tepatnya di kabupaten karangasem, tradisi megibung menjadi cara masyarakat setempat untuk mempererat persaudaraan. 
dalam tradisi ini, masyarakat memasak dan makan bersama dalam suasana kekeluargaan yang hangat. 
makanan disajikan dalam wadah besar yang disebut gibungan, dan lauk pauk diletakkan di atas alas karangan. 
tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai ajang berkumpul, tetapi juga memperkokoh rasa kebersamaan dan persatuan antar sesama umat muslim.
 
berbagai tradisi yang ada di indonesia dalam menyambut ramadan tidak hanya menunjukkan keberagaman budaya, tetapi juga mengandung pesan moral yang sangat dalam. 
setiap tradisi memiliki nilai-nilai yang mengajarkan kita untuk saling menghormati, berbagi kebahagiaan, dan menjaga kebersamaan. 
dengan memelihara tradisi-tradisi ini, kita tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga memperkaya makna bulan suci ramadan yang dapat meningkatkan kualitas hidup spiritual dan sosial.(*)