Serangan Israel Mengakhiri Gencatan Senjata di Gaza

Serangan Israel Mengakhiri Gencatan Senjata di Gaza. Foto/net--
Radarlambar.bacakoran.co -Pada 18 Maret 2025, serangan udara Israel ke Gaza mengakhiri gencatan senjata yang telah berjalan hampir dua bulan dengan Hamas. Menurut laporan dari otoritas kesehatan Palestina, lebih dari 400 orang tewas dalam serangan tersebut. Keduanya, Israel dan Hamas, saling tuding atas pelanggaran gencatan senjata ini.
Tuduhan dari Hamas dan Reaksi Israel
Hamas menuduh Israel merusak upaya perundingan yang dijalankan oleh para mediator untuk mencapai kesepakatan damai yang lebih permanen. Meski begitu, kelompok ini belum mengumumkan niat mereka untuk membalas serangan Israel. Di sisi lain, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menjelaskan bahwa serangan ini dilakukan karena Hamas menolak proposal untuk memperpanjang gencatan senjata.
Penyebab Gencatan Senjata Berakhir
Gencatan senjata ini dihentikan karena kedua tujuan utama Israel—mengembalikan para sandera dan mengalahkan Hamas—ternyata tidak bisa dicapai bersamaan. Hamas, sebagai pihak yang memegang sandera, menuntut agar pasukan Israel menarik diri dari Gaza sebelum melanjutkan pembebasan sandera. Sementara itu, Amerika Serikat dan Israel menganggap tuntutan Hamas ini sebagai alasan untuk menolak negosiasi gencatan senjata yang lebih lama.
Strategi Israel dan Dampaknya pada Politik Internal
Dalam upaya untuk memperkuat posisi politiknya, Israel juga menghentikan bantuan ke Gaza pada 1 Maret 2025. Namun, langkah ini belum membuahkan hasil yang diinginkan, dan kekerasan kini kembali digunakan untuk mendapatkan kesepakatan yang lebih menguntungkan bagi Israel. Perpanjangan gencatan senjata yang lebih permanen kemungkinan akan memicu krisis politik bagi Netanyahu, karena ia harus menghadapi ancaman dari dalam koalisinya sendiri. Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich bahkan mengancam akan keluar jika Netanyahu melanjutkan negosiasi damai daripada melanjutkan serangan.
Dukungan Politikal Sayap Kanan bagi Netanyahu
Keputusan untuk mengakhiri gencatan senjata ini tampaknya juga dipengaruhi oleh dukungan dari mitra politik sayap kanan, yang kini kembali bergabung setelah serangan dilancarkan.