Teror Gajah-Harimau Terus Terjadi, Warga Diminta Tinggalkan TNBBS

ilustrasi harimau dan gajah--

SUOH - Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) kembali menghadapi ancaman serius dari satwa liar. Setelah kerusakan yang ditimbulkan oleh rombongan gajah liar yang merusak tujuh rumah singgah milik warga Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Kabupaten Lampung Barat, pada Selasa (8/4/2025), kini muncul kekhawatiran akan kedatangan harimau Sumatera di lokasi yang sama.

Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Liwa, San Andre Jatmiko, S.Hut, M.M., melalui Kepala Resort Suoh, Sulki, S.H., menyampaikan imbauan serius kepada warga, terutama pemilik rumah singgah dan petani kopi yang masih berada di dalam kawasan TNBBS. Mereka diminta untuk segera meninggalkan lokasi guna menghindari potensi bahaya yang dapat mengancam keselamatan jiwa.

Sulki menjelaskan bahwa ancaman tidak hanya datang dari gajah liar, tetapi juga dari kemungkinan harimau Sumatera yang dapat muncul di kawasan tersebut. “Bukan hanya kerugian materiil, tetapi potensi kehilangan nyawa sangat tinggi jika situasi ini tidak segera ditangani dengan bijak,” tegasnya.

Meski demikian, Sulki memberikan kelonggaran terbatas bagi para petani kopi yang bergantung pada hasil panen mereka di kawasan tersebut. Ia memperbolehkan petani untuk melakukan pemanenan kopi, tetapi dengan syarat tidak menginap dan datang dalam kelompok minimal 10 orang, terdiri dari tujuh pemetik kopi dan tiga orang yang bertugas mengawasi.

“Kami memperbolehkan pemanenan kopi, tetapi warga harus datang dalam kelompok besar dan tidak menginap di lokasi. Hal ini untuk meminimalkan risiko serangan dari satwa liar,” tambahnya.

Situasi ini menunjukkan rapuhnya batas antara kehidupan manusia dan habitat satwa liar di kawasan TNBBS. Kerusakan lingkungan, perambahan hutan, dan tekanan terhadap ruang hidup satwa menjadi pemicu utama konflik antara manusia dan hewan liar.

Camat Bandar Negeri Suoh, Mandala Harto, turut mengingatkan warga untuk tetap waspada dan mengikuti imbauan pihak berwenang. “Kita harus tetap berhati-hati karena selain gajah, harimau juga dapat datang kapan saja. Semua pihak harus tetap waspada dan tidak meremehkan bahaya ini,” ujarnya.

Mandala juga mengimbau agar petani mengikuti arahan dari pihak taman nasional serta aparat keamanan. Pihak kecamatan siap membantu upaya evakuasi dan pengamanan jika kondisi semakin memburuk.

”Saat ini, petugas resort bersama personel keamanan telah dikerahkan untuk memantau pergerakan satwa di sekitar lokasi dan memberikan pendampingan kepada warga yang masih berada di dalam kawasan. Pihak TNBBS juga telah memasang tanda peringatan di beberapa titik rawan,” kata dia.

”Konflik antara manusia dan satwa liar di kawasan Suoh bukanlah hal baru, namun kejadian kali ini menjadi pengingat penting akan perlunya konservasi lingkungan dan pengelolaan batasan interaksi antara manusia dan alam liar,” pungkasnya. (adi/nopri)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan