Mohammed Sinwar: Bayangan di Balik Perlawanan Gaza

Persiapan Hamas untuk Melanjutkan Pertempuran di Gaza dengan Merekrut Ribuan Tentara. Foto/net--
Radarlambar.bacakoran.co - Pecahnya konflik besar antara Israel serta Hamas pada Oktober 2023 satu nama terus menjadi perbincangan dalam lingkaran militer dan intelijen: Mohammed Sinwar. Ia bukan tokoh yang sering muncul di media, namun reputasinya sebagai komandan rahasia yang sulit ditangkap telah menjadikannya simbol kekuatan militer Hamas di Gaza.
Komandan dari Balik Bayang-Bayang
Adik dari Yahya Sinwar ini dikenal sebagai sosok yang sangat tertutup. Lahir pada tahun 1975, ia menjelma menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Tidak seperti saudaranya yang menjadi wajah politik Hamas dan sempat dipenjara selama lebih dari dua dekade, Mohammed memilih berada di balik layar, membangun kekuatan dan strategi militer dari bawah tanah.
Ia hampir tidak pernah menggunakan alat komunikasi modern. Bagi Sinwar, setiap pesan penting dikirimkan melalui kurir atau metode manual yang nyaris mustahil dilacak. Ini adalah salah satu alasan mengapa Israel kesulitan menemukan posisinya, meskipun telah melakukan berbagai operasi militer intensif di Gaza.
Target yang Tak Tersentuh
Sudah lebih dari dua dekade, Sinwar menjadi incaran Israel. Serangkaian operasi pembunuhan telah dilancarkan, dari serangan udara hingga penanaman alat peledak, namun semuanya gagal. Dalam beberapa kasus, ia berhasil mengelabui intelijen musuh dengan teknik manipulasi sinyal komunikasi. Salah satu keberhasilan intelijen Hamas yang paling dikenang adalah saat Israel meledakkan lokasi yang dikira markasnya, padahal Sinwar telah menyiapkan jebakan komunikasi palsu.
Meski berulang kali menjadi target, ia terus muncul kembali dalam berbagai struktur operasi militer Hamas. Keahliannya dalam menyusun jaringan bawah tanah dan pengamanan tokoh-tokoh penting menjadikannya sangat dihormati di kalangan pejuang Gaza.
Arsitek Unit Rahasia
Salah satu prestasi terbesar Sinwar adalah pembentukan "Unit Bayangan", divisi khusus dalam Brigade Qassam yang berperan menjaga dan mengelola tahanan penting, termasuk tentara Israel yang pernah ditangkap. Unit ini dibentuk pasca operasi penangkapan tentara Israel Gilad Shalit pada 2006, namun baru terungkap keberadaannya bertahun-tahun kemudian.
Dengan jaringan terowongan rahasia dan struktur komando tersembunyi, Unit Bayangan menjadi kekuatan senyap yang sangat ditakuti. Mereka memainkan peran vital dalam menjaga rahasia, mengamankan pergerakan pemimpin, dan mengeksekusi operasi-operasi penting secara tersembunyi.
Pertempuran Tanpa Wajah
Saat Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Khan Yunis dan wilayah sekitarnya, termasuk serangan ke sekitar Rumah Sakit Eropa Gaza, banyak yang menduga bahwa sasaran utamanya adalah Mohammed Sinwar. Jet-jet tempur menjatuhkan puluhan bom penghancur bunker, dan area tersebut disapu bersih dalam operasi bertubi-tubi. Namun hingga kini, keberadaannya tetap tak terkonfirmasi.
Bagi sebagian pihak, keberhasilan Israel baru akan nyata jika nama-nama besar seperti Mohammed Sinwar diumumkan tewas. Namun diamnya Hamas, serta jejak panjang keberhasilannya lolos dari kematian, membuat banyak orang yakin bahwa ia masih hidup, merancang perlawanan berikutnya dari dalam bayang-bayang Gaza. ((*)