Awasi Modus Ini, Penerimaan Siswa Sekolah Unggulan Via Jalur Pindahan

Reporter: Mujitahidin |

Editor: Mujitahidin |

Rabu , 11 Jun 2025 - 08:17

CEO Disway.id Hi. Ardiansyah atau yang akrab disapa Bang Aca---

Untuk bisa memenimalisir modus jalur pindahan ini, pihak sekolah harus memperjelas quota

jumlah siswa yang diterima.

Kadangkala pihak sekolah dengan sengaja mengurangi jumlah quota itu. Lalu berharap kelak akan diisi oleh siswa pindahan.

Pada tahun sebelumnya, jumlah siswa pindahan pada sebuah sekolah favorit jumlahnya bisa mencapai 1 kelas.

Penerimaan siswa pindahan itu mengunakan pendekatan kekuasaan dan perkenalan. Bahkan, beraroma suap. Modusnya adalah uang sumbangan.

Namun tidak semua uang sumbangan yang masuk rekening sekolah.

Sebagian masuk ke rekening pribadi oknum kepala sekolah dan oknum guru. Bisa jadi juga mengalir ke oknum pejabat dinas pendidikan.

Sebagai mantan Ketua Komite SMUN Favorit di Bandar Lampung, dulu saya hampir setiap tahun mendapatkan jatah memasukan anak ke sekolah favorit manapun.

Namun saya tak pernah gunakan jatah “preman” itu. Bahkan anak kandung saya sendiripun, saat itu tak diterima di sebuah SMPN favorit. Padahal, kepala sekolahnya tetangga dekat dan sering bertemu saat sholat jemaah di masjid.

awasi modus ini, penerimaan siswa sekolah unggulan  via jalur pindahan                            **catatan bang aca**
 
cukup banyak modus kecurangan dalam penerimaan siswa baru, terutama pada sekolah favorit atau unggulan.
 
bisa dalam bentuk pemalsuan dokumen, pemalsuan sertifikat prestasi dan pemalsuan domisili. bahkan yang lebih licik lagi melakukan kong-kalinkong dengan operator sistem. 
 
namun ada modus yang sebenarnya cukup banyak terjadi. yakni, melalui jalur pindah sekolah dengan alasan yang dibuat-buat.
 
ini sebenarnya jalur gelap. siswa masuk sekolah  favorit atau unggulan setelah proses belajar mengajar dimulai. jadi statusnya sebagai siswa pindahan.
 
ada 3 faktor kecurangan itu terjadi
1. faktor kedekatan
2. ⁠faktor  kekuasaan  dan
3. ⁠faktor uang sogokan.
 
ketiga alasan itu tentu seharusnya tidak boleh terjadi. namun, itulah yang terjadi pada penerimaan siswa baru pada tahun-tahun sebelumnya.
 
gubernur lampung, rahmat mirzani djausal berulang kali menegaskan, penerimaan siswa baru kali ini harus fair. tidak ada istilah titip-titipan dan kongkalikong. apalagi ada praktik suap menyuap.
 
penegasan itu semata ditujukan untuk membenahi kualitas dan mutu pendidikan. sehingga, semua pihak tidak ada yang dirugikan dalam penerimaan siswa baru tersebut.
 
perintah gubernur ini, betul-betul dijalankan oleh kepala dinas pendidikan, thomas amirico. 
dalam berbagai kesempatan ia menegaskan akan menindak tegas apabila ada jajarannya yang melakukan dan terlibat dalam kecurangan penerimaan siswa baru. 
“sekarang nggak bisa lagi bang. bisa dicopot kami,” ujar seorang kepala sekolah smun di bandar lampung.
 
modus pemalsuan dokumen bisa diminimslisir dengan memperkuat sisi pengawasan dan verifikasi faktual. karena itu, semua pihak harus terlibat aktif dalam pengawasan itu.
 
namun modus siswa pindahan ini yang memang kerap sulit diawasi. sebab, secara ketentuan memang dimungkinkan siswa pindah sekolah. namun kerapkali disalahgunakan.
 
untuk bisa memenimalisir modus jalur pindahan ini, pihak sekolah harus memperjelas quota 
 jumlah siswa yang diterima. 
 
kadangkala pihak sekolah dengan sengaja mengurangi jumlah quota itu. lalu berharap kelak akan diisi oleh siswa pindahan.
 
pada tahun sebelumnya, jumlah siswa pindahan pada sebuah sekolah favorit jumlahnya bisa mencapai 1 kelas. 
 
penerimaan siswa pindahan itu mengunakan pendekatan kekuasaan dan perkenalan. bahkan, beraroma suap. modusnya adalah uang sumbangan. 
namun tidak semua uang sumbangan yang masuk rekening sekolah. 
sebagian masuk ke rekening pribadi oknum kepala sekolah dan oknum guru. bisa jadi juga mengalir ke oknum pejabat dinas pendidikan.
 
sebagai mantan ketua komite smun favorit di bandar lampung, dulu saya hampir setiap tahun mendapatkan jatah memasukan anak ke sekolah favorit manapun. 
 
namun saya tak pernah gunakan jatah “preman” itu. bahkan anak kandung saya sendiripun, saat itu tak diterima di sebuah smpn  favorit. padahal, kepala sekolahnya tetangga dekat dan sering bertemu saat sholat jemaah di masjid.
 
saya juga ditawari untuk menggunakan fasilitas siswa pindahan. namun, saya tetap tak mau gunakan cara itu.
 
tapi itu dulu. kepemimpinan  gubernur mirza kali ini  ada harapan penerimaan siswa baru tahun ini bisa relatif lebih klir dari praktik-praktik kotor itu. semoga. (*)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Radar Lambar - Kamis, 12 Juni 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan