MBS Tuding Israel Cari Perang Lewat AS, Iran Siap Balas Serangan

Putin Telepon Pangeran MbS Saudi, Bahas Solusi Perang di Ukraina. Foto-Net--
Radarlambar.bacakoran.co -Konflik panas antara Iran dan Israel kembali memuncak, kali ini mendapat sorotan tajam dari Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Dalam sebuah percakapan penting yang berlangsung pada Sabtu (15/6/2025), MBS menegaskan pandangannya bahwa Israel tengah mengupayakan eskalasi konflik dengan Iran sebagai taktik untuk menyeret Amerika Serikat masuk ke medan perang.
Riyadh menilai manuver militer Israel bukan sekadar bentuk agresi regional, melainkan bagian dari skenario yang lebih besar—memancing keterlibatan kekuatan global. Dalam pembicaraan yang sama, Presiden Iran yang baru terpilih, Masoud Pezeshkian, menyambut baik perhatian Arab Saudi dan menyampaikan keinginannya untuk memperkuat perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, meski langkah tersebut kerap diganggu oleh aksi militer Israel.
Pezeshkian menyuarakan harapan bahwa kerja sama antara Teheran dan Riyadh bisa menjadi jalan baru menuju ketenangan kawasan. Dukungan dari negara-negara sehaluan dianggap penting untuk menggagalkan rencana pihak-pihak yang ingin memperkeruh keadaan.
Namun, di tengah perbincangan diplomatik itu, suara ledakan dan peringatan serangan udara terus menggema. Pada Jumat malam (13/6/2025), Israel meluncurkan serangan besar ke berbagai titik strategis di Iran, termasuk sistem pertahanan udara dan fasilitas nuklir. Serangan ini juga menyasar beberapa tokoh militer penting di Negeri Para Mullah.
Respon Iran tidak butuh waktu lama. Serangan balasan menghujani wilayah Israel, menembus hingga jantung kota Tel Aviv dan Yerusalem. Operasi militer ini diklaim akan terus berlanjut selama dinilai perlu, sebagai bentuk perlawanan atas serangan Israel.
Amerika Serikat langsung memberikan klarifikasi. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, membantah keras keterlibatan negaranya dalam serangan tersebut, berupaya menjaga jarak dari ketegangan yang bisa memicu konflik skala global.
Namun situasi tak mereda. Sehari berselang, Israel kembali meluncurkan dua serangan tambahan ke infrastruktur energi milik Iran. Aksi ini menandai peningkatan konflik ke tingkat yang lebih berbahaya. Iran pun bersiap. Gelombang serangan lanjutan sudah dalam tahap akhir persiapan dan diperkirakan terjadi pada Sabtu malam.
Kawasan Timur Tengah kembali berada di ambang badai. Di balik kabut politik dan diplomasi, senjata telah bicara. Kini, dunia menanti: apakah ini awal dari konflik regional yang melebar menjadi perang besar, atau akan muncul langkah nyata menuju gencatan senjata? (*)