Houthi Serang Kapal Eternity C di Laut Merah, 3 Awak Tewas dan Belasan Hilang

Ketegangan di Laut Merah F-35 Hampir Terkena Serangan Rudal Houthi, AS Sepakati Gencatan Senjata. Foto/Net--

Radarlambar.bacakoran.co Kelompok Houthi di Yaman kembali melancarkan serangan terhadap kapal dagang di Laut Merah. Kali ini, target mereka adalah kapal kargo Eternity C berbendera Liberia yang dioperasikan oleh perusahaan asal Yunani. Serangan tersebut menyebabkan 25 awak kapal tercebur ke laut, dengan enam orang berhasil diselamatkan, tiga dinyatakan tewas, dan sisanya masih hilang.

Houthi menyerang menggunakan granat berpeluncur roket yang ditembakkan dari kapal kecil, mengakibatkan kerusakan parah pada Eternity C. Operasi pencarian dan penyelamatan telah berlangsung semalaman. Dari enam awak yang berhasil dievakuasi, lima orang adalah warga Filipina dan satu lainnya warga India. Seorang awak asal Rusia dilaporkan mengalami luka parah dan kehilangan satu kakinya. Pemerintah Filipina mengonfirmasi bahwa 21 dari 25 awak kapal adalah warganya.

Kelompok Houthi mengklaim serangan dilakukan karena kapal tersebut menuju Israel. Mereka juga mengaku membawa beberapa awak ke lokasi yang disebut “aman”, meski Kedutaan Besar AS di Yaman menyatakan bahwa para awak tersebut telah diculik.

Serangan terhadap Eternity C merupakan yang kedua dalam sepekan. Sebelumnya, kapal Magic Seas yang juga berbendera Liberia dan dioperasikan perusahaan Yunani ditenggelamkan oleh Houthi setelah dihantam rudal dan drone. Seluruh 22 awak kapal tersebut berhasil diselamatkan oleh kapal dagang lain yang melintas.

Sejak November 2023, kelompok Houthi telah melakukan sekitar 70 serangan terhadap kapal dagang di Laut Merah dan Teluk Aden. Empat kapal telah tenggelam, satu disita, dan sedikitnya tujuh awak kapal tewas.

Aksi Houthi memicu kecaman internasional. Departemen Luar Negeri AS menyebut serangan ini sebagai ancaman serius bagi kebebasan navigasi, keamanan maritim, dan ekonomi regional. Organisasi Maritim Internasional (IMO) juga mendesak upaya diplomatik untuk meredam eskalasi di kawasan tersebut. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan