Tragedi Bantuan di Gaza: Puluhan Tewas Saat Berebut Logistik Kemanusiaan

Yordania Kirim Konvoi Bantuan ke Gaza, Situasi Kemanusiaan Semakin Mendesak. Foto/net--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza kembali memburuk setelah puluhan warga Palestina tewas saat berusaha mendapatkan bantuan dari Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang didukung Amerika Serikat dan Israel, maupun saat berebut paket bantuan yang dijatuhkan dari udara pada Senin (4/8/2025). Warga yang kelaparan nekat memadati lokasi-lokasi distribusi, meskipun situasi penuh risiko dan ancaman kekerasan bersenjata.

Di titik penyeberangan Zikim, puluhan warga menjadi korban dalam insiden penembakan oleh pasukan Israel. Rumah Sakit Al-Shifa mencatat sedikitnya 16 korban meninggal dan lebih dari 130 orang terluka akibat rentetan tembakan yang terjadi di tengah kerumunan penerima bantuan. Di tempat lain, tepatnya di Koridor Morag yang menghubungkan Khan Yunis dan Rafah, sekitar 10 orang dilaporkan tewas saat ribuan pengungsi menunggu kedatangan truk logistik.

Kondisi tersebut mencerminkan betapa mendesaknya kebutuhan bantuan bagi warga Gaza. Kekurangan pasokan makanan dan kebutuhan pokok membuat banyak pengungsi terpaksa mempertaruhkan nyawa untuk mendapatkannya. Di tengah blokade Israel yang masih berlangsung, jumlah truk bantuan yang masuk ke wilayah Gaza tidak mencukupi. Rata-rata hanya 85 truk yang diizinkan setiap hari, jauh dari cukup untuk menanggulangi krisis kelaparan dan keruntuhan sistem layanan kesehatan bagi lebih dari dua juta penduduk.

Fenomena berebut bantuan pun tak terelakkan. Beberapa pengungsi berdesak-desakan dan bahkan memanjat truk bantuan yang masih berjalan demi mengamankan logistik untuk keluarganya. Ketimpangan distribusi semakin memperburuk keadaan, di mana sebagian warga mendapatkan pasokan besar, sementara lainnya hanya memperoleh dalam jumlah sangat terbatas. Situasi ini memicu kekacauan dan ketegangan di lokasi-lokasi penyaluran bantuan.

Titik-titik distribusi yang semestinya menjadi tempat penyelamatan justru berubah menjadi area berbahaya yang dijuluki warga sebagai "jebakan kematian". Banyak korban jatuh, baik karena tertembak maupun tertabrak kendaraan logistik yang dikerumuni massa.

Data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dikutip Al Jazeera menunjukkan, sejak Mei 2025, hampir 1.400 warga Palestina tewas di sekitar lokasi distribusi bantuan yang dikelola GHF. Mayoritas dari mereka menjadi korban tembakan, dan jumlah tersebut belum termasuk warga yang hilang saat berusaha mendapatkan bantuan.

Krisis ini menambah daftar panjang penderitaan rakyat Gaza yang hingga kini terus berjuang bertahan di tengah blokade, serangan militer, dan kelangkaan kebutuhan dasar.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan