Manfaat dan Risiko Makan Pedas, dari Perpanjang Umur hingga Picu Masalah Pencernaan

Foto: Cabai rawit. Foto--CNBC Indonesia--
RADARLAMBARBACAKORAN.CO – Tidak semua orang menyukai makanan pedas, namun bagi sebagian orang sensasi panas di lidah justru menghadirkan kenikmatan tersendiri. Bahkan, beberapa orang sengaja mencari hidangan bercita rasa pedas untuk meredakan stres.
Meski sering dianggap pemicu sakit perut, konsumsi makanan pedas dalam jumlah wajar ternyata memiliki manfaat kesehatan yang signifikan. Namun, konsumsi berlebihan dapat menimbulkan risiko kesehatan serius.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan pedas secara teratur dapat membantu memperpanjang umur.
Studi dari Harvard bersama Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional China pada 2015 menemukan bahwa makan makanan pedas enam hingga tujuh kali seminggu berhubungan dengan penurunan risiko kematian hingga 14 persen.
Penelitian University of Vermont juga mengungkapkan bahwa penggemar cabai memiliki risiko kematian 13 persen lebih rendah, terutama akibat penyakit jantung dan stroke.
Makanan pedas juga mampu meningkatkan metabolisme tubuh. Rempah-rempah seperti jinten, kunyit, kayu manis, paprika, dan cabai diketahui mempercepat metabolisme dan mengurangi nafsu makan.
Kandungan capsaicin pada cabai membantu membakar lemak, menghasilkan energi, serta mengontrol rasa lapar melalui pengaruhnya pada hipotalamus di otak.
Selain itu, sejumlah rempah pedas seperti kunyit, jahe, dan bawang putih memiliki sifat antiinflamasi yang bermanfaat untuk meredakan radang sendi, gangguan autoimun, sakit kepala, hingga mual. Penelitian juga menemukan bahwa capsaicin dapat mengurangi peradangan ringan di usus yang berkaitan dengan obesitas.
Beberapa studi lain menunjukkan capsaicin mampu memperlambat dan menghancurkan sel kanker, termasuk kanker prostat pada percobaan hewan, tanpa merusak sel sehat. Jinten dan kunyit bahkan memiliki sifat antibakteri yang membantu tubuh melawan mikroba berbahaya.
Meski memberikan manfaat, makan pedas dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti sakit perut, diare, nyeri dada, sakit kepala, muntah, serta peradangan pada lambung. Dalam kasus tertentu, konsumsi capsaicin berlebihan dapat merusak saluran pencernaan, memicu sindrom iritasi usus besar (IBS), memperburuk penyakit radang usus, menyebabkan radang kerongkongan (esofagitis), dan memunculkan gejala gastroesophageal reflux disease (GERD).
Konsumsi capsaicin yang terlalu tinggi juga dapat mengganggu penghalang usus dan menurunkan produksi asam lambung. Saus pedas yang digunakan terus-menerus dapat memberi efek buruk bagi kesehatan tenggorokan.
Mengonsumsi makanan pedas sebaiknya dilakukan dalam batas wajar agar manfaatnya dapat dirasakan tanpa menimbulkan risiko kesehatan.(*)