Pantai Batu Kapal Liliboi, Ikon Wisata Baru Maluku

Pantai Batu Kapal Liliboi di Maluku. Foto Net--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Provinsi Maluku dikenal sebagai wilayah dengan panorama bahari yang menakjubkan. Tidak hanya kaya akan laut dan hasil perikanan, Maluku juga menyimpan beragam pantai cantik yang kini mulai banyak dikunjungi wisatawan. Salah satu destinasi menarik tersebut ialah Pantai Batu Kapal Liliboi yang terletak di Desa Liliboi, Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah. Lokasinya cukup dekat dari pusat kedatangan wisatawan, hanya sekitar 9 kilometer dari Bandara Internasional Pattimura, Ambon.
Akses menuju pantai ini terbilang mudah. Setelah kendaraan diparkir, pengunjung hanya perlu menuruni anak tangga dan melewati jalan setapak yang sudah diberi beton. Rasa lelah akibat perjalanan singkat itu langsung terbayar saat mata disuguhi pemandangan batu raksasa menjulang yang menjorok ke laut. Bentuknya menyerupai kapal besar yang sedang berlabuh, sehingga kawasan ini kemudian dikenal dengan sebutan Batu Kapal. Keunikan bentang alam tersebut menjadi magnet utama yang membuat pantai ini semakin ramai didatangi wisatawan.
Dari kejauhan, tebing batu yang mencapai tinggi sekitar 30 meter tampak kokoh dengan permukaan yang menjorok ke laut. Bentuknya yang menyerupai kapal benar-benar menjadi ciri khas. Panorama itu semakin menarik ketika cahaya matahari pagi atau sore memantul ke permukaan laut, membuat bayangan batu seakan menjadi kapal sungguhan.
Sebelum sampai ke tebing utama, pengunjung bisa berhenti di beberapa titik yang disediakan sebagai spot foto. Salah satu lokasi yang cukup populer adalah jembatan kayu kecil dengan latar belakang cabang pohon yang mengarah ke laut. Dari titik ini, bentuk kapal batu dapat terlihat lebih jelas dan menjadi latar menarik untuk diabadikan.
Selain bersantai menikmati pemandangan, Pantai Batu Kapal juga menghadirkan aktivitas yang menantang adrenalin. Anak-anak muda di sekitar Liliboi cukup sering melakukan aktivitas ini, dan tidak sedikit wisatawan yang ikut mencoba. Ketinggian sekitar 30 meter memang memicu rasa takut sekaligus memberi sensasi berbeda bagi mereka yang berani menjajalnya.
Air laut di kawasan ini cukup jernih dengan gradasi biru kehijauan yang indah. Kondisi tersebut membuat pantai ini juga cocok untuk aktivitas snorkeling. Hanya saja, fasilitas penyewaan peralatan belum tersedia, sehingga pengunjung yang ingin snorkeling perlu membawa sendiri perlengkapan dari luar.
Jika biasanya hamparan pasir putih menjadi ciri khas, maka di Liliboi bibir pantainya dipenuhi batu karang kecil. Tekstur ini justru menambah keunikan sekaligus memberikan kesan alami. Suara ombak yang menghantam karang kecil di tepi pantai menambah suasana khas yang sulit ditemukan di tempat lain.
Daya tarik lain dari Batu Kapal adalah bagian dalam tebing yang dapat dimasuki. Ada dua cara untuk menjelajahinya, yakni dengan berjalan memutar melewati anjungan atau melalui sebuah lubang alami yang dikenal dengan nama jendela kapal. Lubang berdiameter sekitar tiga meter persegi ini menyerupai jendela kapal sungguhan. Dari celah itu, wisatawan dapat menyaksikan laut biru dari sudut pandang berbeda, sekaligus mengabadikan foto dengan latar alami yang unik.
Tidak heran jika pantai ini juga kerap disebut Pantai Batu Lubang Liliboi, merujuk pada keberadaan lubang batu tersebut. Di bagian dalam tebing, pengelola membangun jembatan kayu untuk memudahkan wisatawan menjelajah. Dari titik ini, pengunjung dapat menikmati pemandangan laut dari sisi lain yang lebih tenang.
Di bagian dalam tebing, terdapat kolam alami dengan kedalaman bervariasi antara 30 sentimeter hingga dua meter. Kolam ini terlindungi batu karang besar di sekelilingnya, sehingga airnya relatif tenang dan aman digunakan untuk berenang. Banyak wisatawan menyebutnya sebagai private pool, karena suasananya seakan memberi ruang eksklusif untuk berenang di tengah laut tanpa harus khawatir terbawa arus.
Pantai Batu Kapal juga menawarkan panorama senja yang memikat. Saat matahari tenggelam, warna jingga keemasan memenuhi langit dan memantul di permukaan laut. Suasana itu kerap dimanfaatkan wisatawan untuk bersantai, berfoto, atau sekadar duduk menikmati hembusan angin sore.
Keunikan bentuk tebingnya, kolam alami, serta panorama senja menjadikannya berbeda dari pantai lain di kawasan ini. Kehadiran wisatawan yang terus meningkat juga berpotensi memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar, baik melalui penyediaan jasa transportasi, kuliner, hingga akomodasi sederhana.
Namun, potensi besar ini juga diikuti tantangan serius. Pengelolaan yang baik diperlukan agar kawasan tetap terjaga kebersihannya. Infrastruktur pendukung seperti fasilitas umum, keamanan, dan pengelolaan sampah masih perlu ditingkatkan. Tanpa kesadaran bersama, keindahan alami yang dimiliki Batu Kapal bisa saja berkurang akibat ulah manusia.
Panorama tebing berbentuk kapal, kolam alami yang terlindung, serta suasana senja yang romantis menjadikan pantai ini sebagai destinasi yang lengkap. Jika dikelola secara profesional dan berkelanjutan, Batu Kapal berpotensi menjadi daya tarik internasional, sekaligus menegaskan Maluku sebagai salah satu pusat pariwisata bahari unggulan Indonesia.(yayan/*)