Pasca Banjir di Krui Selatan, Camat Tinjau Pemukiman dan Infrastruktur Rusak

CAMAT Krui Selatan Akhmad Firsada Indah meninjau jembatan gantung yang rusak di wilayah Balai Kencana akibat di terjang banjir Way Mahnai. Foto Dok --
KRUI SELATAN - Pemerintah Kecamatan Krui Selatan, Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), melakukan peninjauan langsung ke sejumlah lokasi yang terdampak banjir pada Senin, 8 September 2025.. Fokus peninjauan tidak hanya pada pemukiman warga di Pekon Mandiri Sejati yang sempat terendam, tetapi juga pada infrastruktur vital berupa jembatan gantung penghubung Balai Kencana-Tulung Bamban yang dilaporkan mengalami kerusakan akibat derasnya arus Sungai Way Mahnai.
Camat Krui Selatan, Akhmad Firsada Indah, S.Sos., meninjau lokasi banjir itu pada Selasa, 9 September 2025. Ia menyampaikan bahwa kondisi banjir di Mandiri Sejati sudah berangsur surut sejak Selasa pagi, sehingga warga kini mulai melakukan aktivitas pembersihan di lingkungan masing-masing. Dari hasil peninjauan, untuk kondisi pemukiman warga yang terdampak banjir sebelumnya itu sudah mulai dilakukan pembersihan.
“Genangan air sudah surut, sedangkan untuk kerugian material belum ada laporan resmi yang masuk,” katanya.
Dikatakannya, meski kondisi air sudah tidak lagi merendam rumah warga, sisa lumpur dan tumpukan sampah masih terlihat di beberapa titik. Warga bergotong royong membersihkan halaman, perabot rumah tangga, serta saluran air agar aktivitas sehari-hari bisa kembali normal. Pemerintah kecamatan juga telah koordinasi lebih lanjut dengan perangkat pekon untuk mendata dampak kerugian serta kebutuhan darurat yang diperlukan masyarakat.
“Selain meninjau pemukiman, pihaknya juga mengecek kondisi jembatan gantung yang menghubungkan Balai Kencana dengan Tulung Bamban,” jelasnya.
Dikatakannya, jembatan tersebut merupakan akses utama masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari, baik menuju pusat kecamatan, sekolah, maupun pasar. Dari hasil pengecekan terhadap kondisi jembatan gantung penghubung Balai Kencana-Tulung Bamban itu memang mengalami kerusakan pada sebagian lantai jembatan yang jebol.
“Untuk penanganan sementara, lantai jembatan yang jebol akan ditutup menggunakan papan,” ujarnya.
Dijelaskannya, langkah darurat itu ditempuh agar akses warga tidak terputus dan kendaraan roda dua tetap bisa melintas. Selain itu, pemerintah kecamatan juga melakukan pembersihan pada sumbatan di aliran sungai, termasuk di Jembatan Way Saral, untuk memperlancar arus air dan mencegah genangan baru. Peninjauan pascabanjir ini menjadi bagian dari upaya pemerintah kecamatan memastikan kondisi masyarakat benar-benar aman setelah banjir surut. Pemerintah Kecamatan juga berharap percepatan pembersihan, pendataan kerugian, serta pemulihan akses infrastruktur bisa rampung.
“Kami meninjau langsung ini untuk memastikan masyarakat bisa kembali beraktivitas tanpa kendala, serta memastikan jalur penghubung antarpekon tetap berfungsi meski ada kerusakan,” jelasnya.
Meski fokus utama peninjauan berada di Krui Selatan, dampak banjir juga dirasakan di wilayah lain. Di Kecamatan Ngambur, derasnya arus Sungai Way Telma pada Senin malam, 8 September 2025 merobohkan jembatan di ruas jalan kabupaten penghubung Pekon Bumi Ratu dengan Ulok Mukti.
Peratin Bumi Ratu, Zaini Firdaus, mengatakan jembatan tersebut selama ini menjadi akses vital masyarakat. Putusnya jembatan membuat mobilitas warga lumpuh, terlebih jalur itu digunakan untuk mengangkut hasil pertanian dan kebutuhan pokok.
“Kondisi banjir di aliran Sungai Way Telma memang cukup deras hingga berdampak pada putusnya bangunan jembatan penghubung dua pekon tersebut. Karena itu diharapkan bisa segera dilakukan penanganan,” tandasnya. (yayan/*)