Antisipasi Banjir, Polisi Bersama Warga Turun ke Sungai

Jajaran Polsek bengkunat bersama warga turun langsung ke sungai untuk membersihkan aliran sungai di Pekon Sukarame Kecamatan Ngaras. Foto dok--
NGARAS - Gotong royong kembali menjadi wujud nyata kepedulian masyarakat bersama aparat kepolisian dalam menjaga lingkungan. Jajaran Polsek Bengkunat, Polres Pesisir Barat (Pesbar), bergandengan tangan dengan warga dan aparatur Pekon Sukarame, Kecamatan Ngaras, melakukan aksi bersih-bersih aliran sungai yang ada di wilayah setempat, Selasa, 16 September 2025.
Kapolsek Bengkunat, Iptu Doni Dermawan, S.Psi., M.M., mendampingi Kapolres AKBP Bestiana, S.IK., M.M., menyampaikan bahwa langkah kolektif itu merupakan upaya konkret mencegah banjir susulan di wilayah setempat. Dengan peralatan sederhana, masyarakat bahu-membahu mengangkat tumpukan puing yang terbawa arus banjir beberapa waktu lalu. Polisi bersama masyarakat juga menyusuri aliran sepanjang kurang lebih 500 meter.
“Fokus utamanya yakni membersihkan material sisa banjir, seperti sampah rumah tangga, batang kayu, serta ranting-ranting pohon yang berpotensi menghambat arus air,” katanya.
Dijelaskannya, kegiatan gotong royong ini lahir dari keprihatinan bersama. Banjir yang melanda beberapa waktu lalu menyisakan trauma sekaligus pelajaran penting bagi warga. Ia menilai, kesiapsiagaan perlu diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata agar peristiwa serupa tidak terulang. Kerja kolektif antara aparat kepolisian, masyarakat, dan aparatur pekon merupakan modal sosial penting dalam penanggulangan bencana. Lebih dari sekadar membersihkan aliran air, gotong royong ini juga menjadi ruang untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
“Selain membersihkan material sisa banjir, kami juga melakukan pemotongan ranting-ranting pohon yang menghambat aliran air sungai di sepanjang jalur. Termasuk membersihkan sampah yang menumpuk di beberapa titik aliran,” jelasnya.
Masih kata dia, kegiatan pembersihan sungai tidak boleh dipandang sebagai rutinitas sesaat setelah bencana terjadi. Sebaliknya, langkah ini harus menjadi bagian dari strategi antisipasi yang berkelanjutan. Dengan kondisi sungai yang bersih dan arus air yang lancar, risiko terjadinya banjir bisa ditekan secara signifikan, terutama saat curah hujan tinggi mengguyur kawasan Pesbar.
“Dengan begitu, mudah-mudahan aliran air sungai dapat kembali lancar dan normal, sehingga pada saat hujan turun, aliran sungai tidak tersumbat dan terkendala yang bisa memicu terjadinya banjir,” pungkasnya. (yayan/*)