Warga Batuhitam Kembali Swadaya Perbaiki Jalan

PERBAIKAN akses jalan Pemangku Batuhitam Pekon Karangagung Kecamatan Waytenong. Foto dok--

WAYTENONG - Keterbatasan akses tak menyurutkan semangat warga. Itulah semangat yang ditunjukkan masyarakat Pemangku Batuhitam, Pekon Karangagung, Kecamatan Waytenong, Kabupaten Lampung Barat.

Meski berada di wilayah register yang penuh keterbatasan dalam hal legalitas dan pembangunan, mereka kembali secara swadaya menyewa alat berat demi memperbaiki jalan satu-satunya yang menjadi urat nadi aktivitas warga.

Jalan yang seluruhnya masih berupa tanah itu merupakan akses vital yang menghubungkan Pemangku Batuhitam dengan Pemangku Talangsiring dan juga menjadi jalur terdekat menuju Kecamatan Pagardewa. Kondisinya yang rusak parah dan rawan saat musim hujan memaksa warga untuk kembali urunan menyisihkan hasil pertanian mereka guna menyewa alat berat.

“Ini adalah satu-satunya akses jalan yang kami punya. Untuk mengangkut hasil bumi, untuk pergi ke pasar, sekolah, maupun ke pusat pelayanan kesehatan. Karena itu kami tidak punya pilihan lain selain bergotong-royong lagi,” ujar Grot Aprawansyah, Kepala Pemangku Batu Hitam, saat ditemui Radar Lambar.

Menurutnya, jalan penghubung ini sudah mulai dibuka sejak tahun 1978 oleh para pendahulu secara swadaya. Namun hingga kini, lebih dari empat dekade berlalu, belum sekalipun jalan tersebut tersentuh pembangunan dari pemerintah, baik daerah maupun pusat. Penyebab utamanya adalah karena wilayah tersebut masuk dalam kawasan Register, yang secara hukum menjadi kendala tersendiri dalam penganggaran dan pembangunan infrastruktur.

Peratin Karangagung, Junaedi Sopantono, menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada warga Batu Hitam atas semangat gotong-royong yang masih terus terjaga.

“Ini bentuk kepedulian luar biasa dari masyarakat kami. Meski keterbatasan begitu banyak, mereka tetap berusaha menjaga akses jalan ini demi kepentingan bersama,” kata Junaedi.

Ia mengaku, sebagai pemerintah pekon, pihaknya menghadapi dilema dalam menangani persoalan ini. Dana desa tidak dapat digunakan untuk perbaikan jalan tersebut karena statusnya merupakan jalan milik pemerintah daerah dan berada di kawasan register.

“Kami hanya bisa mengarahkan dan mendorong warga untuk terus kompak, menyisihkan sebagian hasil kebun mereka guna perawatan jalan ini. Harapan saya, pemerintah daerah ataupun pusat bisa membuka mata dan hati melihat kondisi ini. Jalan ini sudah dibuka sejak tahun 1978, dan hingga kini belum pernah mendapat perhatian. Padahal ini jalur penting penghubung antar kecamatan,” tambahnya.

Di tengah segala keterbatasan dan minimnya perhatian dari pihak berwenang, masyarakat Batu Hitam tak kehilangan harapan. Mereka terus bekerja bersama, bahu-membahu, menjaga warisan pendahulu mereka: jalan penghubung yang menjadi denyut kehidupan warga.

“Kami hanya ingin jalan ini bisa diperbaiki dan dibangun lebih baik. Bukan hanya karena kenyamanan, tapi demi keselamatan dan kelancaran mobilisasi masyarakat, termasuk untuk mengangkut hasil panen,” ungkap Grot Aprawansyah. 

Semangat gotong royong yang ditunjukkan masyarakat Batu Hitam menjadi cermin ketahanan sosial yang patut diapresiasi. Namun di sisi lain, ini juga menjadi cermin buram atas ketimpangan pembangunan yang masih menyisakan PR besar, terutama di wilayah-wilayah dengan status lahan bermasalah seperti kawasan register. (rinto/nopri)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan