20 Ekor Kambing Jadi Awal Gerakan Ketahanan Pangan Atarkuaw

Pemerintah Pekon Atarkuaw Kecamatan Batuketulis memanfaatkan alokasi 20 persen dana ketahanan pangan untuk program penggemukan kambing--
BATUKETULIS - Pemerintah Pekon Atarkuaw, Kecamatan Batuketulis, Kabupaten Lampung Barat, terus berinovasi dalam mengelola Dana Desa Tahun Anggaran 2025. Melalui alokasi 20 persen dana ketahanan pangan, pekon ini menjalankan program penggemukan kambing sebagai upaya memperkuat kemandirian ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Peratin Atarkuaw Tri Aryogi menjelaskan, program tersebut melibatkan masyarakat secara langsung melalui kelompok ternak binaan pemerintah pekon. Setidaknya 20 ekor kambing telah disiapkan sebagai tahap awal kegiatan, yang akan terus dikembangkan dalam jangka menengah.
“Program ini bukan sekadar menyalurkan bantuan ternak, tapi bentuk pemberdayaan agar masyarakat mampu mengelola dan menghasilkan nilai ekonomi dari sektor peternakan,” ujar Tri Aryogi.
Menurutnya, penggemukan kambing dipilih karena lebih mudah dikembangkan di wilayah Atarkuaw yang memiliki lahan hijauan luas dan kondisi geografis yang cocok untuk peternakan. Selain itu, pemeliharaannya relatif mudah dan memiliki perputaran ekonomi cepat.
“Setiap siklus penggemukan berlangsung sekitar tiga sampai empat bulan. Setelah itu bisa dijual dan hasilnya sebagian dikembalikan untuk pengembangan kelompok ternak berikutnya. Jadi sistemnya berkelanjutan,” jelasnya.
Tri Aryogi menambahkan, program ketahanan pangan ini sejalan dengan arahan pemerintah pusat agar desa mampu mandiri secara ekonomi dengan memanfaatkan potensi lokal. “Kami ingin Pekon Atarkuaw menjadi contoh bahwa dana desa tidak hanya untuk pembangunan fisik, tapi juga mendorong ekonomi produktif masyarakat,” ujarnya.
Selain memberikan pelatihan teknis kepada kelompok ternak, pemerintah pekon juga menggandeng petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) untuk melakukan pendampingan dan memastikan ternak dikelola sesuai standar kesehatan hewan.
“Pendampingan penting agar hewan ternak tetap sehat, pakan terjaga, dan hasil penggemukan optimal,” tambahnya.
Tri Aryogi berharap program ini bisa berkembang menjadi usaha kolektif pekon yang mampu menopang perekonomian masyarakat secara berkelanjutan. “Kami yakin, dari ternak kambing yang sederhana ini, akan muncul ekonomi baru yang menyejahterakan masyarakat Atarkuaw,” pungkasnya.(edi/nopri)