Banjir di Waytenong Kian Parah, Drainase Mampet Jadi ‘Biang Kerok’

KONDISI banjir di jalan nasional Pasar Minggu Kekurahan Pajarbulan, Kecamatan Waytenong. Foto Dok--
WAYTENONG – Genangan air akibat hujan deras kembali melumpuhkan ruas jalan nasional di pusat Kecamatan Waytenong, Kabupaten Lampung Barat. Tepatnya di kawasan Pasar Minggu yang membelah dua pekon, yakni Pajarbulan dan Puralaksana. Kondisi tersebut kini kian memprihatinkan.
Pantauan di lapangan, setiap hujan turun deras lebih dari satu jam, jalan utama yang menjadi nadi perekonomian warga itu berubah menjadi “sungai dadakan”. Arus kendaraan tersendat, para pengendara terpaksa melambat, sementara pedagang di sepanjang jalur pasar harus berjibaku dengan air yang menggenang hingga ke depan ruko dan lapak mereka.
“Air yang meluap bukan hanya dari curah hujan di sekitar pasar, tapi juga kiriman dari wilayah atas seperti Pekon Karangagung,” terang Damannuri, aparatur Pekon Puralaksana, kepada Radar Lambar, kemarin (22/10/2025).
Menurutnya, persoalan utama terletak pada sistem drainase yang tidak lagi berfungsi maksimal. Banyak saluran air yang tertutup bangunan atau sudah dicor bagian atasnya sehingga menyempit bahkan tersumbat total. Akibatnya, setiap kali hujan turun, air tidak punya jalur pembuangan dan akhirnya meluber ke badan jalan.
“Sudah beberapa kali kami sampaikan usulan perbaikan drainase ke pihak terkait. Bahkan sempat beredar kabar akan ada pembangunan baru. Tapi sampai sekarang belum juga direalisasikan,” keluhnya.
Warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan. Sebab jika dibiarkan, genangan ini bukan hanya mengganggu aktivitas perdagangan dan transportasi, tetapi juga berpotensi merusak infrastruktur jalan nasional yang menjadi jalur vital penghubung antarpekon di wilayah selatan Lampung Barat itu.
“Masalah ini harus segera diselesaikan dengan pembangunan drainase permanen. Jangan tunggu sampai ada kerusakan lebih parah,” tegas Damannuri.
Kini, warga Pasar Minggu menunggu aksi nyata dari pihak terkait. Mereka berharap, janji perbaikan yang selama ini hanya terdengar di rapat dan proposal segera berubah menjadi pengerjaan di lapangan. Sebab, hujan berikutnya bisa datang kapan saja.
Kondisi serupa yang keadaannya juga cukup parah terjadi di di jalur depan hotel chandra genangan air menutup badan jalan hingga setengah meter yang juga mengganggu lalu lintas dan akrifitas masyarakat karena disekitaran juga brrdiri banyak ruko. (rinto/nopri)